Rabu, 09 Januari 2013

Saya ingin hidup normal

Ini adalah kisah salah seorang klien yang ingin mencurahkan kisah hidupnya dan berharap ada jalan keluar yang positif baginya.
Bunda........
ketika usiku menginjak 22 tahun, aku baru lulus dari sekolah perhotelan dan alhamdulillah diterima kerja di Kota Metropolitan.
Karena di Jakarta aku tidak punya saudara, maka aku tinggal di rumah kosan.
Dirumah kossan ini aku serumah dengan ibu kos dan keluarganya, karena tidak ada yang kos lagi di tempat itu selain aku. Aku menempati kamar dibelakang.
Ibu kos ku usianya 41 tahun, begitu baik dan sangat perhatian, aku merasa seperti dirumah sendiri. Tapi disinilah awal masalahnya.
Karena begitu baiknya beliau, aku tidak pernah menaruh curiga apa-apa kepadanya. Beliau sering keluar masuk kamarku, membereskan kamar dan mengantarkan makanan untukku.
Lama-lama beliau pun sering memijiti aku kalau aku merasa tidak enak badan, dan.......terjadilah peristiwa, beliau merayu dan mencumbuku.......sehingga aku tergoda dan menyerahkan keperjakaannku untuk dinikmatinya.
Aku menikmati kejadian itu dengan perasaan bahagia........karena aku melakukannya tidak dengan terpaksa.
Setelah kejadian itu.....bukannya menyesal tapi malah diulang dan diulang lagi.....aku merasa ketagihan. Ibu kos ku begitu telaten mengajariku dalam berhubungan, berbagai gaya dia ajarkan sampai aku selalu merasa puas menikmatinya.
Tapi aku pun manusia biasa..........aku ingin hidup normal, ingin punya istri yang sebaya, dan punya anak.
Maka aku pun memutuskan untuk meninggalkan tempat kos ku itu dan mencoba hidup secara normal dan bergaul seperti layaknya orang pada umumnya.
Aku mulai mencari teman hidup, tapi betapa sulitnya, karena yang ada dalam pikiranku adalah wanita-wanita dewasa yang bisa memberiku kenikmatan. Aku  lebih menyukai wanita-wanita yang jauh lebih tua.
Tapi karena tuntutan orangtua, akhirnya aku memilih teman kerja yang seusia untuk menjadi istriku. Pada awal perkawinan gairahku sangat sulit terbangkitkan, tapi aku terus berusaha untuk bisa berhubungan dengan istriku.
Setelah berjalan dua tahun perkawinanku, kami belum juga dikaruniai anak, istriku pun mulai mengeluh dengan penghasilan yang pas-pasan, akhirnya kami sering bertengkar dan......karena tidak tahan istriku kabur ke luar negri dengan pacar barunya.
Aku merasa kecewa dan tersakiti dengan peristiwa itu, dan menimbulkan trauma yang mendalam sampai saat ini.
Setelah ditinggalkan istri, aku mencoba kembali kerumah kosku yang dulu, ternyata keluarga disana sudah pindah keluar negri. Ada perasaan sedih...........aku merasa kehilangan orang yang telah membuatku bahagia.
Dari saat itu, aku selalu melampiaskan hasrat biologisku kepada wanita-wanita yang lebih tua dariku, tidak dengan cara berhubungan langsung karena aku takut dosa dan tertular penyakit, tapi melalui chating atau phone sex.
Aku sadar, perilaku ini menyimpang.......tapi aku belum bisa mencari jalan keluarnya.
Tolong aku bunda.........aku ingin hidup normal seperti orang lain



Tidak ada komentar:

Posting Komentar