Senin, 11 November 2013
Fun Learning with Power Point
As a teacher who is certified and professional , currently is required to provide PAIKEM learning by utilizing all of the existing capabilities and facilities to attract students' interest in learning and achievement of learning goals effectively .One of the capabilities that are required of teachers in pedagogical competence are : Designing learning , including understanding the educational foundation of learning for the sake of having the essential indicators : understanding the educational foundation , apply theory and learning ; determine instructional strategies based on the characteristics of learners, the competencies to be achieved , and the material teaching , as well as drafting a strategy based on the selected learning .Development of science and technology that is currently growing more help facilitate human activities . In this case too , the teacher can use IT to perform kgeiatan classroom learning . Increasing number of learning resources that can be accessed through IT or internet media , more and allows teachers to look for inspiration in delivering teaching materials . Various articles, images , video teaching materials that support very easy to over the internet. Now it depends on a variety of information that can be in containers as a medium of learning in the classroom .G.Eka Pramayanti wrote : In an effort to improve the learning process to be effective and functional , it is very important function of learning media to be used . Use of media in the learning process is intended to enhance the digestibility of students towards learning the information or material given .
Microsoft Power Point is one of the multi- media -based program designed specifically to deliver a presentation that is able to make it attractive as a medium of communication .
Some of the things that makes this exciting medium to be used as a presentation tool is a variety of text processing capabilities , wana , and images , and animations that can be processed in accordance creativity itself .The process of making power point is not that difficult , teachers can make use of these media in delivering teaching materials with interesting impressions that contains theories , images , animations , sound and video support . Thus, students can be attracted to the teaching materials presented impressions of teachers , and to see as well as hear the expected absorption of the material students can improve academic achievement expected .Power point as a medium of learning has a purpose and benefits as follows :1 . The purpose of Learning MediaThe purpose of learning media as a learning tool , is as follows :a. facilitate the learning process in the classroomb . improve the efficiency of the learning processc . maintain the relevance of the subject matter with the aim of learningd . assist learners in the learning process of concentration2 . Benefits of Learning MediaBenefits of learning media as a tool in the learning process is as follows :a. teaching so that more attention can motivate learners to learnb . teaching materials will be clearer meaning , so it can be understood learners , as well as allowing learners to master teaching purposes wellc . varied learning methods , not solely verbal communication only through the spoken word narrative teachers , learners are not bored , and teachers do not run out of steam .d . more learners doing learning activities , because not only listen penjelasa of teachers alone , but also other activities that do like to observe, perform , demonstrate and others. ( http://der-traumer.blogspot.com/2012/09/ sense - goals - and - benefits - fungsi.html )Let us use the power point as a tool or medium in delivering learning materials , in addition to increasing our insight in finding teaching materials also increase creativity in presenting the material in an interesting media .
Senin, 04 November 2013
PERANAN BIMBINGAN ORANGTUA TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA
Pendidikan merupakan proses pembentukan
kepribadian manusia. Pendidikan pada umumya
bertujuan untuk membentuk manusia yang bermoral dan berilmu.
Berbicara masalah pendidikan, menyangkut
pula masalah tentang lingkungan pendidikan, yang dikenal dengan tripusat pendidikan, yaitu lingkungan
keluarga, lingkungan sekolah, dan lingkungan masyarakat[1]. Dari ketiga
lingkungan tersebut, lingkungan keluarga mempunyai peranan yang paling utama.
Keluarga merupakan lembaga pertama dalam pendidikan anak, karena dari
keluargalah dasar pembentukan tingkah laku, watak, dan moral anak.
Untuk mewujudkan tujuan pendidikan tidak
lepas adanya partisipasi serta bimbingan atau dukungan orang tua. Orang tua
merupakan pendidik utama dan pertama, karena pengaruh dari orang tualah yang
menjadi dasar perkembangan dan kehidupan anak dikemudian hari. Untuk itu
diperlukan usaha yang optimal dalam mencapai tujuan tersebut.
Mendidik anak dengan baik dan benar
berarti mengembangkan kemampuan siswa secara wajar. Potensi jasmani yang harus
dipenuhi adalah sandang, pangan, dan papan. Sedangkan potensi rohaninya adalah
berupa pembinaan intelektual, perasaan, dan budi pekerti.[2]
Tugas utama orang tua adalah mengasuh,
membimbing, memelihara serta mendidik anak untuk menjadi cerdas, pandai dan
berakhla. Selain itu sebagai orang tua harus mampu menyediakan fasilitas atau
keprluan anak dalam pembelajaran untuk mendapatkan sebuah keberhasilan,
misalnya, buku-buku pelajaran.
Namun sekarang ini banyak orang tua yang
tidak menyadari bahwa cara mendidiknya membuat seorang anak merasa tidak diperhatikan,
dibatasi kebebasannya, dan dan tidak saying padanya. Perasaan-perasaan itulah
yang membuat seorang anak prestasinya menurun, dan mempengaruhi sikap,
perasaan, dan cara berfikir bahkan kecerdasannya.
a. Pengertian Bimbingan
Bimbingan merupakan sesuatu yang harus
diberikan oleh orang tua ( Keluarga ), karena dari merekalah anak mendapatkan
pengalaman. Pengalaman untuk menjalani kehidupannya kedepan.
Bimbingan secara umum dapat diartikan
sebagai bantuan. Bimbingan adalah terjemahan dari bahasa Inggris yaitu
guidance.[3] Kata guidance berasal dari kata kerja to guidance artinya
menunjukkan, membimbing, menuntut kejalan yang benar. Jadi dapat disimpulkan
bahwa guidance adalah memberikan petunjuk pada orang lain yang membutuhkan
untuk menjadikannya lebih baik.
Untuk lebih memperjelas pengertian
pendidikan ada beberapa pendapat tokoh tentang bimbingan, diantaranya:
§ Stoops, mengemukakan
bahwa bimbingan merupakan suatu proses untuk membantu individu dalam mencapai
kemampuannya secara maksimal, dan pengaruh pada manfaat yang sebenar-benarnya
baik untuk dirinya maupun masyarakat.
§
Miller, mengemukakan bahwa bimbingan adalah proses untuk mencapai pemahaman
dan pengarahan diri yang dibutuhkan untuk melakukan penyesuaian diri terhadap
lingkungan.
b. Pengertian orang tua
Orangtua adalah anggota dari keluarga.
Sedangkan keluarga adalah unit social terkecil dalam masyrakat.[4] orang tua
adalah seorang yang melahirkan kita serta bertugas membimbing anaknya untuk
menjalani kehidupan terutama pendidik.
Orang tua atau ibu dan bapak memegang
peranan terpenting terutama dalam hal pendidikan. Sehingga baik buruknya
prestasi anak ditentukan oleh bimbingan orang tua. Tujuan dari seorang orang
tua membimbing anaknya karena kewajaran selain itu juga karena orang tua
mencintainya, sehingga akan menjadikannya berprestasi. Dengan prestasi tersebut
maka dapat mengangkat nama baik orang tua yang telah menyayangi serta
membimbingnya.
c. Pengertian Prestasi
Prestsi adalah proses jangka panjang
dimana imbalan terbesarnya tidak langsung diterima.[5] Atau prestasi adalah
sebuah hasil yang dicapai oleh seseorang dari sebuah proses (pendidikan).
Sedangkan menurut winkel, prestasi adalah suatu bukti keberhasilan belajar atau
kemampuan seseorang dalam melakukan kegiatan sesuai bobot yang dicapainya.
Selain itu prestasi menurut S. Nasution adalah kesempurnaan yang dicapai oleh
seseorang dalam berfikir dan berbuat. Jadi, dari kesimpulan diatas dapat
disimpulkan bahwa prestasi adalah sebuah hasil yang dicapai oleh seseorang dari
kegiatan-kegiatan tertentu dan disesuaikan dengan bobot kemampuan seseorang.
d. Pengertian Belajar
Belajar adalah berusaha / berlatih untuk
mendapatkan suatu kepandaian. Belajar merupakan suatu mukjizat terbaik dalam
hidup.[6] Karena belajar dapat menjadikan pertumbuhan seseorang dan
menjadikannya sukses atau berprestasi.
Pengaruh orang tua dan guru sangat besar
dalam proses belajar. Karena mereka membantu anak untuk memilih apa yang
dipelajarinya, selain itu menolong mereka untuk belajar dengan cara yang lebih
baik dan bermanfaat.
Untuk menjadikan belajar lebih baik jika
seorang anak memahami dan mengetahui lebih dulu apa yang akan dipelajarinya.
Kemudian menolongnya untuk menentukan tujuan tempat diarahkannya kegiatan.
Sesungguhnya menumbuhkan semangat untuk
belajar sangatlah penting dan tidak boleh diabaikan oleh orang tua ataupun
guru. Karena dengan belajar tersebut hidup anak mereka akan menjadi lebih
sempurna dan lebih bahagia.
e. Pengertian pengaruh bimbingan orang tua
terhadap prestasi belajar siswa.
Pengaruh adalah daya yang ada atau timbul
dari suatu barang atau benda yang membentuk suatu perbuatan.[7] Jadi pengaruh
bimbingan orang tua terhadap prestasi belajar siswa adalah suatu daya yang
ditimbulkan dari proses yang digunakan oleh orang tua untuk menjadikan siswa
berhasil dalam proses belajar sesuai dengan kesungguhan dan keberhasilan mereka
yang diukur dengan menggunakan evaluasi.
a. Bimbingan Orang Tua
Terhadap Prestasi Anak.
Sejak zaman dahulu, orang tua mengharapkan
seorang anak yang sukses. Banyak cara yang dapat ditempuh untuk menccapai
tujuan tersebut. Namun, dalam menjalankanya ada yang berhasil ada juga yang
tidak.
Bimbingan adalah salah satu cara yang
dapat digunakan untuk mencapai tujuan tersebut. Bimbingan sebenarnya harus dilakukan
oleh anggota keluarga atu orang tua, karena orang tua adalah lingkungan hidup
pertama yang mempengaruhi jalan hidup anak. Keluarga adalah lingkungan social
terkecil tetapi peranannya sangat besar.
Dalam mendapatkan sebuah prestasi kegiatan
yang wajib dilaksanakan anak adalah belajahar. Dalam hal ini orang tua sangat
berperan penting, karena orang tua mempunyai tanggung jawab untuk memotivasi
anak dalam belajar serta membimbingnya. Dalam hal tersebut maka akan menjadikan
anak untuk memperhatikan apa yang harus dikerjakannya. Karena orang tuanya
selalu memperhatikan apa yang harus dipelajarinya.[8]
Dalam kegiatan tersebut orang tua harus
mengetahui pertumbuhan anak. Dengan tersebut, maka orang tua akan mudah
mengetahui tingkatan yang harus dipelajari anak. Selain itu kita harus mampu
membuat kenyamanan dalam proses belajar.
Bimbingan orang tua dirumah mutlak
diperlukan, karena dengan bimbingan tersebut orang tua dapat mengetahui segala
kekurangan dan kedulitan yang dihadapi anak. Seperti yang telah dijelaskan
bahwa orang tua mempunyai peranan besar, yaitu mendidik, membimbing,
menyediakan sarana dan prasarana belajar serta memberikan tauladan yang baik
kepada anak-anaknya.
Bimbingan orang tua juga sangat berperan
penting untuk mengikatkan motivasi belajar. Dengan motovasi tersebut maka
seorang anak dapat menunjukkan bakat serta ikut berpartisipasi dalam
pendidikan.
Bimbingan yang harus dilakukan oleh orang
tua adalah harus mengarah pada kedisiplinan dalam belajar. Motivasi yang
ditanamkan harus kuat serta hanya untuk bertujuan mengikuti kegiatan
pendidikan. Situasi ini dapat tercipta jika ikatan emosional anak dan orang tua
menyatu. Suasana yang aman ini akan membuat anak mengembangkan dirinya untuk
menuju masa depan yang berprestasi.[9]
Dalam membimbing dan mendidik anak orang
tua tidak boleh memastikan keberhasilannya, karena hal itu dapat menjadikan
anak tidak berhasil. Namun, apabila orang tua mendidiknya dengan kasih sayang,
perhatian, dan membolehkan kegagalan malah dapat menjadikan keberhasilan anak.[10]
Karena pada dasarnya jika seorang anak dipaksa maka anak itu akan memberikan
penolakan, rasa marah, dan benci.
Selain itu jika seorang anaki diperlakukan
dengan sikap orang tua yang tidak berlebihan dalam memberikan perhatian, maupun
aturan, maka akan membuat anak merasa dirinya dipercaya dan dihargai serta
tidak tertekan dan akan mempunyai rasa tanggung jawab dan disiplin dalam
mengerjakan tugasnya khususnya belajar.
Orang tua memiliki cara dan pola
tersendiri dalam mengasuh dan membimbing anak. Cara dan pola tersebut pasti
berbeda antara satu keluarga dengan keluarga yang lainnya. Pola dan cara
tersebut merupakan gambaran tentang sikap dan perilaku orang tua dan anak dalam
berinteraksi, berkomunikasi selama mengadakan kegiatan pembimbingan.
Adapun hal-hal yang diberikan orang tua
dalam membimbing anak adalah memberikan perhatian, peraturan, disiplin, hadiah
dan hukuman, serta tanggapan terhadap anaknya. Dengan hal-hal tersebut maka
akan diharapkan semangat belajar anak naik dan menjadikan prestasi yang unggul.
b. Pengaruh bimbingan
orang tua terhadap prestasi belajar siswa
Prestasi belajar merupakan tingkat
kemampuan siswa yang dimilikinya dalam menerima, menolak dan menilai
informasi-informasi yang diperoleh dalam proses belajar. Prestasi seseorang
sesuai dengan tingkat kesungguhan dan keberhasilan siswa dalam mempelajari
materi pelajaran. Prestasi belajar dapat diketahui setelah diadakan evaluasi.
Untuk menjadikan prestasi belajar baik,
maka wajib untuk seorang siswa belajar. Belajar adalah berusaha, berlatih untuk
mendapatkan suatu kepandaian.[11] Untuk menjadikan motivasi belajar siswa
tinggi diperlukan bimbingan dari orang tua, karena dengan perhatian orang tua
terhadap pribadi anak akan memperkecil kegagalan. Penelitian membuktikan bahwa
keberhasilan seorang anak karena rajin belajar. Dan untuk menumbuhkan semangat
belajar , orang tua dapat memberikannya bimbingan sehingga menjadikan anak
lebih semangat atau rajin belajar.
Dalam membimbing, orang tua harus mampu
menerapkan prinsip pendidikan yaitu :[12]
1. Apabila anak siap mental dan fisik
2. Apabila cukup padanya minat untuk
belajar
3. Apabila dilakukannya sesuatu yang akan
dipelajarinya
4. Apabila ia ikut aktif dalam pengalaman
belajar
Menurut sebuah penelitian yang dilakukan
oleh Bloom adalah bahwa seorang anak yang berprestasi dan sukses karena dididik
oleh orang tuanya dengan penuh perhatian dan didampingi oleh pelatih atau
pembimbing yang professional.
Selain itu untuk menjadikan prestasi anak
lebih tinggi orang tua dapat memberikan pujian dengan ucapan selamat atas
prestasi mereka. Sikap orang tua tersebut dapat memberikan efek psikologis
bahwa anak merasa dihargai eksistensinya dan menjadikan mereka lebih
termotivasi untuk berprerstasi lebih baik.
Bimbingan orang tua memang sangat
berpengaruh terhadap prestasi anak, karena dengan bimbingan orang tua siswa
atau anak dapat mengetahui tentang cara-cara dalam belajar serta dapat
meningkatkan semangat belajar anak yang akan menjadikannya keberhasilan dan
kesuksesan. Selain itu seorang anak tidak akan merasa jenuh dalam belajar
karena orang tua selalu mendampinginya dan memperhatikannya.
D. Simpulan
Dari pembahasan di atas dapat disimpulkan
sebagai berikut :
Bimbingan adalah suatu proses yang
digunakan untuk membantu seorang individu untuk menjadi lebih baik. Dalam
melakukan pembimbingan hal-hal yang dilakukan orang tua adalah :
1. Harus disertai kasih sayang
2. Menanamkan sikap disiplin yang
membangun
3. Mengajarkan tentang sesuatu yang salah
dan benar
4. Memperhatikan dan mendengarkan pendapat
anak
5. Membantu mengatasi masalah anak
6. Melatih anak mengenal diri dan
lingkungan
7. Memahami keterbatasan pada anak
Prestasi adalah suatu bukti keberhasilan
belajar atau kemampuan seorang siswa dalam melakukan kegiatannya sesuai dengan
bobot yang dicapainya dan diukur dengan evaluasi. Pengaruh antara bimbingan
orang tua sangat erat karena pembimbingan seorang anak merasa diperhatikan dan
mengurangi kegagalan. Adapun hal-hal yang dilakukan orang tua untuk menjadikan
anak berprestasi adalah :
a. Kedisiplinan
b. Memotivasi belajar
c. Memberi pengarahan, peringatan dan
mengontrol aktivitas anak
d. Memberi dukungan terhadap anak
e. Memberi penghargaan terhadap anak
Sabtu, 10 Agustus 2013
Intimacy envisioned
"Look behind the greatness of Aisha, the husband who patiently taught her. Behind-kemesraannya intimacy, tenderness husband who is always there to understand it. Intimacy without it ...... there lived the dream"
If we ask about the perfect life partner, as if I saw Aisha rh. He was the wife of the Prophet Muhammad which caused many hearts that yearn amazed at intimacy. She is also the wife of the Prophet intelligence makes the angels come to him to learn. When people talk about it, we are always reminded of the events of how he intimate romp with her husband, Muhammad SAW. When people hear his nickname, Humaira (people whose cheeks red) pictured households adorable romantic.
Aisha romance story evokes longing for a loving household. People who are newly married / what else will not soon be filled with dreams about a spoiled wife and adorable. The shadows on the romantic atmosphere was unfortunately not matched by imagining a huge jealousy. So at the moment we are dreaming about the playful marriage, we invert wife face grief, while her husband chest tumultuous rage. The reason is simple, we are ready with a romantic but not ready with jealousy and suspicion (although sometimes not fundamental).
Sometimes, that causes us to feel disappointed because our spouse is not annoying, but hope that is not balanced. Husband and wife hope to get as Aisha, but not ready to jealousy so great. We hope to have a very smart wife, but the husband is not ready to guide him.
Behold the greatness behind Aisha, there is the husband who patiently taught her. Behind-kemesraannya intimacy there is a gentle husband and trying to understand it.
If we ask about the perfect life partner, as if I saw Aisha rh. He was the wife of the Prophet Muhammad which caused many hearts that yearn amazed at intimacy. She is also the wife of the Prophet intelligence makes the angels come to him to learn. When people talk about it, we are always reminded of the events of how he intimate romp with her husband, Muhammad SAW. When people hear his nickname, Humaira (people whose cheeks red) pictured households adorable romantic.
Aisha romance story evokes longing for a loving household. People who are newly married / what else will not soon be filled with dreams about a spoiled wife and adorable. The shadows on the romantic atmosphere was unfortunately not matched by imagining a huge jealousy. So at the moment we are dreaming about the playful marriage, we invert wife face grief, while her husband chest tumultuous rage. The reason is simple, we are ready with a romantic but not ready with jealousy and suspicion (although sometimes not fundamental).
Sometimes, that causes us to feel disappointed because our spouse is not annoying, but hope that is not balanced. Husband and wife hope to get as Aisha, but not ready to jealousy so great. We hope to have a very smart wife, but the husband is not ready to guide him.
Behold the greatness behind Aisha, there is the husband who patiently taught her. Behind-kemesraannya intimacy there is a gentle husband and trying to understand it.
Sabtu, 13 Juli 2013
CHARACTER VALUES IN SPORT
The last few months I returned to regular sports activities every Sunday and other holidays, such as cycling, walking, jogging and swimming.
I feel there is always a refreshment in my life after doing this exercise activities.
Maybe because I do so with the aim of refreshing, eliminate fatigue after a routine activity every day.
With this refresher I became addicted, always wanted to do it again, besides making me become more fit body, my soul became fresher. Perhaps not one of the terms "Mensana in corpore sano (hopefully not mistaken writing)", in a healthy body there is a strong soul.
I pondered those words .......
Once at the time of swimming, there is a kind of emotional outlet heart soul ...... I'm upset, I was repeatedly plunged into the pool and in the spirit of trying to reach the edge of the pool back and forth.
Having exhausted I really was satisfied and my heart became more comfortable.
Then when cycling, pedaling slowly as he look around housing estates, plantations and rice fields surrounding a favor ....... duh, the cool breeze while enjoying the green trees, sweaty bodies subhanalloh ....... although no refreshment in soul enjoy the natural scenery in the city center.
From there, I then felt a sort of mental formation in the sport, in addition there are some elements which are sports, namely:
1. elements of health
2. recreation element
3. element of the game
4. elements of education
5. element of skill
In general, of the five elements in the sport barkaitan with soul. Matters relating to the human psyche related to human character and personality.
Health element is associated with physical and mental health,
Recreation element raises a pleasure in life.
Elements raises the game of intelligence, tactical, strategy, tolerance.
Character element causing the formation of a mature personality.
Element raises creativity skills
At least the characters that can be formed through an understanding of the philosophical values that sport teaches sportsmanship, honesty, fair play, and ready to win and ready to lose. Our challenge now is how the philosophical values that exist in the sport, such as fair play, honesty, sportsmanship, ready to win ready to lose to the influence of the national life led by the youth.
Character values that are in the sport are:
1. Respect
2. Responsibility
3. Care
4. Honest
5. Fair
6. Civilized
Simply put, the sixth value can be defined as follows
. Respect is an attitude that paying attention to others and treat them respectfully. Attitude characterized with respect to, among others, to treat others as people want to be treated; talking politely to anyone; respect the existing rules in the family, school, and community.
Responsibility is the ability to respond, responses, or reactions in a conversation. Responsibility is characterized among other things by doing what was agreed in earnest; admit mistakes without reason; give the best of what is done.
Care is the willingness to provide care and compassion to others. Care, among others, characterized by treating others, yourself, and something with affection; pay attention and listen to others carefully; handle things with care.
Honest is an open attitude, can be trusted, and what it is. Honesty among others characterized by saying what it is; keeping promises; admit mistakes; refused to lie, cheat, and steal.
Fair is to be fair in doing and treat something. Fair attitude among others characterized by upholding the right of others, including himself; willing to accept mistakes and bear the risk; reject prejudiced.
Civilized is a basic attitude that is needed in the community at the core decency, regularity, and kindness. Civilized among others, characterized by putting something in place; appreciate the regularity.
I looked forward to the sport, even though the sport is not necessarily the number of problems will be resolved. Exercise also is not everything, but through sport many things that can be taught. For example, related to the value of equality and solidarity, fair play, competition, tolerance all of which are prerequisite to realize the basis of civil society (civil society).
I feel there is always a refreshment in my life after doing this exercise activities.
Maybe because I do so with the aim of refreshing, eliminate fatigue after a routine activity every day.
With this refresher I became addicted, always wanted to do it again, besides making me become more fit body, my soul became fresher. Perhaps not one of the terms "Mensana in corpore sano (hopefully not mistaken writing)", in a healthy body there is a strong soul.
I pondered those words .......
Once at the time of swimming, there is a kind of emotional outlet heart soul ...... I'm upset, I was repeatedly plunged into the pool and in the spirit of trying to reach the edge of the pool back and forth.
Having exhausted I really was satisfied and my heart became more comfortable.
Then when cycling, pedaling slowly as he look around housing estates, plantations and rice fields surrounding a favor ....... duh, the cool breeze while enjoying the green trees, sweaty bodies subhanalloh ....... although no refreshment in soul enjoy the natural scenery in the city center.
From there, I then felt a sort of mental formation in the sport, in addition there are some elements which are sports, namely:
1. elements of health
2. recreation element
3. element of the game
4. elements of education
5. element of skill
In general, of the five elements in the sport barkaitan with soul. Matters relating to the human psyche related to human character and personality.
Health element is associated with physical and mental health,
Recreation element raises a pleasure in life.
Elements raises the game of intelligence, tactical, strategy, tolerance.
Character element causing the formation of a mature personality.
Element raises creativity skills
At least the characters that can be formed through an understanding of the philosophical values that sport teaches sportsmanship, honesty, fair play, and ready to win and ready to lose. Our challenge now is how the philosophical values that exist in the sport, such as fair play, honesty, sportsmanship, ready to win ready to lose to the influence of the national life led by the youth.
Character values that are in the sport are:
1. Respect
2. Responsibility
3. Care
4. Honest
5. Fair
6. Civilized
Simply put, the sixth value can be defined as follows
. Respect is an attitude that paying attention to others and treat them respectfully. Attitude characterized with respect to, among others, to treat others as people want to be treated; talking politely to anyone; respect the existing rules in the family, school, and community.
Responsibility is the ability to respond, responses, or reactions in a conversation. Responsibility is characterized among other things by doing what was agreed in earnest; admit mistakes without reason; give the best of what is done.
Care is the willingness to provide care and compassion to others. Care, among others, characterized by treating others, yourself, and something with affection; pay attention and listen to others carefully; handle things with care.
Honest is an open attitude, can be trusted, and what it is. Honesty among others characterized by saying what it is; keeping promises; admit mistakes; refused to lie, cheat, and steal.
Fair is to be fair in doing and treat something. Fair attitude among others characterized by upholding the right of others, including himself; willing to accept mistakes and bear the risk; reject prejudiced.
Civilized is a basic attitude that is needed in the community at the core decency, regularity, and kindness. Civilized among others, characterized by putting something in place; appreciate the regularity.
I looked forward to the sport, even though the sport is not necessarily the number of problems will be resolved. Exercise also is not everything, but through sport many things that can be taught. For example, related to the value of equality and solidarity, fair play, competition, tolerance all of which are prerequisite to realize the basis of civil society (civil society).
Overview About Patience and Ikhlas
This is a conversation I've ever done with my beloved best friend ......
Story ..... about patience and sincerity.
Patient attitudes and Ikhlas it is the attitude that accompanies the process of an act from the beginning and when the experience, not the end of the problems / disasters and at that time we could not face it, then we say patience and sincerity in facing this tragedy.
Have we ever had at the time had a very heavy calamity, then we immediately say thank God?
At the time I did something with the death of my child when it was born, I was at the time immediately say thank God.
Midwives and nurses who handle deliveries wondered why I would like to thank God.
I explain, when the child was still alive ....... then Allah so know that I will not be able to take care of him, then Allah determines the best path for me to take it back immediately. And so I had no savings charity had conceived the child.
Not that I was not sad ....... but Allah has made me aware of his right to take the child and assured me that it was only entrusted his son alone. And especially he does not impose on anyone except to his ability, Subhanalloh.
One time, my fever is very high. I plan to take him to the doctor. Husband suddenly came out of the mosque, and asked how much money we had at the time. I say only twelve thousand dollars and I will wear it for the treatment of children. My husband said what if the money was loaned to her first return home because his wife will give birth.
I was angry ..... why do other people think of my husband more than her own son? but I do not want to argue, I threw the money kehadapannya grumbling, please take the money. He took the money of ten thousand, two thousand dollars to the cost of disisakannya my treatment.
With a heavy heart, I take my medication with money 2RB dollars to the cost, while for the medication to wear my health fund card, with the card and thank God I do not have to pay a dime to doctors and medicine.
In the afternoon ...... suddenly there came to my house guest, the guest asked my husband and gave a deposit envelope from someone ....................... .
After the guests left, I quickly opened the envelope, turned out to contain a hundred thousand, subhanalloh ..... I am grateful for giving his direct cry, and feel ashamed ....... because I have 10 rb sputter give money to help people , while He was soon back as much as 10-fold, Allohu Akbar!!
Of the two events, I was made aware of the sense of patience and sincerity, which turned out ..... patient is receiving disaster according to our levels, meaning that Allah gives it to us every calamity as He has ordained according to our ability. If we say that patience has limits ...... yes its limits set by Allah according to our ability.
Only we are often not aware of their own ability to always feel that we are unable to deal with a problem or unfortunate set of Allah to us.
Then when we are able to provide what we need for other people, that's where our sincerity, because if we do not then we are not going to willingly put out what we have even if it is excessive.
Given at the time so we do not need excessive and may be less meaningful than when we needed but still we give also. At the moment we feel it might not be sincere, but it's where the meaning of sincerity. As taught by the Prophet SAW, "give me the goods so we love to people in need". Ikhlas is a belief that behind every need we have rights of others. Natural Wallahu bishowab
Many say, that sincerity is soon forget any good deeds which we have done, probably yes ...... that we do not gain or calculate profit and loss.
But it would be different if we realize that in every rijki which Allah has given to us, then Allah opened the field for us to do good deeds for others.
We are given a healthy rijki then we have the ability to perform various activities pious charity.
We are given rijki food then there are others who deserve that we give to the food, our children, husbands, .... etc..
If we become aware that we exist in every rijki rights of others, we mempertahannkannya it appropriate for self-indulgence? The name hunks, then lawanya sincere is griping.
The size of what we provide are not a measure of sincerity, but beneficial for others it is a measure of sincerity (hehehe only Allah has the right judge).
When we leave the house in good health, and then we spread a smile to everyone around us, everyone will feel happy to have been greeted by the warmth of our smile. Sincere smile more beneficial for other people than administration that is accompanied by insults, naudzubillahi mindzalik.
This chat is not intended to open the story itself, but instead of that incident I became aware of how patient and sincere open something hard to do, but we can interpret it any time in any event we have experienced,
Yuk,,,,,, I hope we do not include people who are always desperate for His mercy and grace of Allah, keep the spirit of pious charity to improve the state of blessing and in ridhoi.
Minggu, 20 Januari 2013
Sekilas Tentang Sabar dan Ikhlas
Ini adalah beberapa obrolan yang pernah kulakukan dengan sahabatku tercinta......
Kisah .....tentang sabar dan ikhlas.
Sikap Sabar dan Ikhlas itu adalah sikap yang menyertai proses suatu perbuatan sejak awal dan ketika mengalaminya, bukan akhir dari berbagai masalah/musibah dan pada saat itu kita tak sanggup menghadapinya, lalu kita berkata sabar dan ikhlas dalam menghadapi musibah ini.
Pernahkah kita mengalami pada saat mengalami suatu musibah yang sangat berat, lalu kita langsung mengucapkan alhamdulillah?
Pada saat saya mengalami musibah dengan meninggalnya anak saya ketika lahir, saya pada saat itu langsung mengucapkan alhamdulillah.
Bidan dan suster yang menangani persalinan merasa heran, kenapa saya mengucapkan alhamdulillah.
Saya jelaskan, bila anak itu hidup.......maka Alloh sangat tau bahwa saya tidak akan sanggup merawatnya, maka Alloh menentukan jalan yang terbaik buat saya dengan segera mengambilnya kembali. Dan dengan demikian saya pun punya tabungan amal telah mengandung anak itu.
Bukan berarti saya tidak sedih.......tapi Alloh telah menyadarkan saya akan Hak Nya mengambil anak itu dan meyakinkan saya bahwa anak itu hanya titipan Nya saja. Dan yang terutama Dia tidak akan membebani seseorang kecuali dengan kemampuannya, Subhanalloh.
Suatu saat, anakku sakit panas yang sangat tinggi. Saya berencana membawanya ke dokter. Tiba-tiba suami datang dari mesjid, dan menanyakan berapa uang yang kami miliki saat itu. Saya bilang hanya duabelas ribu rupiah dan itu akan saya pakai untuk berobat anak. Suamiku bilang bagaimana kalau uang itu dipinjamkan dulu untuk temannya pulang kampung karena istrinya akan melahirkan.
Saya marah.....kenapa suamiku lebih memikirkan oranglain daripada anaknya sendiri? tapi saya ga mau membantah, saya lempar uang itu kehadapannya sambil menggerutu, silakan ambil itu uang. Dia ambil uang itu sepuluh ribu, disisakannya duaribu rupiah untuk ongkos anakku berobat.
Dengan berat hati saya bawa anakku berobat dengan uang 2rb rupiah untuk ongkos, sementara untuk berobat saya memakai kartu dana sehat, dan alhamdulillah dengan kartu itu saya tidak perlu membayar sepeserpun untuk dokter dan obatnya.
Sore harinya......tiba-tiba ada tamu datang kerumahku, tamu itu menanyakan suamiku dan memberikan sebuah amplop titipan dari seseorang........................
Setelah tamu itu pulang, segera kubuka amplop itu , ternyata berisi uang seratus ribu, subhanalloh.....saya langsung menangis mensyukuri pemberian Nya, dan merasa malu.......karena saya telah menggerutu memberikan uang 10 rb untuk menolong orang, sementara Dia segera mengembalikannya sebanyak 10 kali lipat, Allohu Akbar!!
Dari kedua peristiwa itu, saya disadarkan pada pengertian sabar dan ikhlas, yang ternyata.....sabar adalah menerima musibah sesuai dengan kadar kita, artinya Alloh memberikan setiap musibah itu kepada kita karena Dia telah menetapkannya sesuai dengan kemampuan kita. Kalau kita bilang bahwa sabar itu ada batasnya......ya batasnya telah ditetapkan oleh Alloh menurut kemampuan kita.
Hanya kita seringkali tidak sadar dengan kemampuan sendiri sehingga selalu merasa bahwa kita tidak sanggup menghadapi suatu masalah atau musibah yang ditetapkan Alloh kepada kita.
Lalu ketika kita mampu memberikan apa yang kita butuhkan untuk orang lain, disitulah keikhlasan kita, karena jika kita tidak ikhlas maka kita tak akan mengeluarkan apa yang kita miliki walau itu berlebihan.
Memberi pada saat kita berlebih dan tidak begitu membutuhkan mungkin kurang bermakna dibanding pada saat kita membutuhkan tapi tetap kita berikan juga. Pada saat itu mungkin kita merasa tidak ikhlas, tapi justru disitulah makna ikhlas. Seperti yang diajarkan oleh Nabi SAW, " berikanlah barang yang sangat kita cintai kepada orang yang membutuhkan". Ikhlas adalah suatu keyakinan bahwa dibalik setiap kebutuhan kita ada haknya orang lain. Wallahu alam bishowab
Banyak yang mengatakan, bahwa ikhlas adalah segera melupakan setiap perbuatan baik yang telah kita lakukan, mungkin ya......agar kita tidak pamrih atau menghitung untung rugi.
Tapi akan lain halnya jika kita sadar bahwa dalam setiap rijki yang Alloh berikan kepada kita, maka Alloh pun membuka ladang amal untuk kita berbuat baik kepada sesama.
Kita diberi rijki sehat maka kita memiliki kemampuan untuk melakukan berbagai aktifitas amal sholeh.
Kita diberi rijki makanan maka ada orang lain yang pantas kita beri dengan makanan itu, anak-anak kita, suami, ....dsb.
Jika kita sadar bahwa dalam setiap rijki kita ada haknya orang lain, pantaskah kita mempertahannkannya untuk kesenangan diri sendiri? itu namanya bakhil, maka lawanya ikhlas yaitu bakhil.
Besar kecilnya apa yang kita berikan bukan ukuran keikhlasan, tapi bermanfaatnya buat orang lain itu yang menjadi ukuran ikhlas (hehehe hanya Alloh yang berhak menilai).
Ketika kita keluar rumah dalam keadaan sehat, lalu kita menebarkan senyum kepada setiap orang yang ada disekitar kita, setiap orang akan merasakan senang telah disapa oleh kehangatan senyum kita. Senyum yang ikhlas lebih memberi manfaat buat oranglain daripada pemberian yang disertai dengan cercaan, naudzubillahi mindzalik.
Obrolan ini bukan bermaksud untuk membuka cerita diri, tapi justru dari peristiwa itu saya jadi sadar betapa sabar dan ikhlas itu buka sesuatu yang sulit dilakukan, tapi kita bisa setiap saat memaknainya dalam setiap peristiwa yang telah kita alami,
Yuk,,,,,,semoga kita tidak termasuk orang-orang yang selalu berputus asa terhadap rahmat dan karunia Alloh, tetap semangat untuk meningkatkan amal sholeh dalam keadaan ridho dan di Ridhoi.
Kisah .....tentang sabar dan ikhlas.
Sikap Sabar dan Ikhlas itu adalah sikap yang menyertai proses suatu perbuatan sejak awal dan ketika mengalaminya, bukan akhir dari berbagai masalah/musibah dan pada saat itu kita tak sanggup menghadapinya, lalu kita berkata sabar dan ikhlas dalam menghadapi musibah ini.
Pernahkah kita mengalami pada saat mengalami suatu musibah yang sangat berat, lalu kita langsung mengucapkan alhamdulillah?
Pada saat saya mengalami musibah dengan meninggalnya anak saya ketika lahir, saya pada saat itu langsung mengucapkan alhamdulillah.
Bidan dan suster yang menangani persalinan merasa heran, kenapa saya mengucapkan alhamdulillah.
Saya jelaskan, bila anak itu hidup.......maka Alloh sangat tau bahwa saya tidak akan sanggup merawatnya, maka Alloh menentukan jalan yang terbaik buat saya dengan segera mengambilnya kembali. Dan dengan demikian saya pun punya tabungan amal telah mengandung anak itu.
Bukan berarti saya tidak sedih.......tapi Alloh telah menyadarkan saya akan Hak Nya mengambil anak itu dan meyakinkan saya bahwa anak itu hanya titipan Nya saja. Dan yang terutama Dia tidak akan membebani seseorang kecuali dengan kemampuannya, Subhanalloh.
Suatu saat, anakku sakit panas yang sangat tinggi. Saya berencana membawanya ke dokter. Tiba-tiba suami datang dari mesjid, dan menanyakan berapa uang yang kami miliki saat itu. Saya bilang hanya duabelas ribu rupiah dan itu akan saya pakai untuk berobat anak. Suamiku bilang bagaimana kalau uang itu dipinjamkan dulu untuk temannya pulang kampung karena istrinya akan melahirkan.
Saya marah.....kenapa suamiku lebih memikirkan oranglain daripada anaknya sendiri? tapi saya ga mau membantah, saya lempar uang itu kehadapannya sambil menggerutu, silakan ambil itu uang. Dia ambil uang itu sepuluh ribu, disisakannya duaribu rupiah untuk ongkos anakku berobat.
Dengan berat hati saya bawa anakku berobat dengan uang 2rb rupiah untuk ongkos, sementara untuk berobat saya memakai kartu dana sehat, dan alhamdulillah dengan kartu itu saya tidak perlu membayar sepeserpun untuk dokter dan obatnya.
Sore harinya......tiba-tiba ada tamu datang kerumahku, tamu itu menanyakan suamiku dan memberikan sebuah amplop titipan dari seseorang........................
Setelah tamu itu pulang, segera kubuka amplop itu , ternyata berisi uang seratus ribu, subhanalloh.....saya langsung menangis mensyukuri pemberian Nya, dan merasa malu.......karena saya telah menggerutu memberikan uang 10 rb untuk menolong orang, sementara Dia segera mengembalikannya sebanyak 10 kali lipat, Allohu Akbar!!
Dari kedua peristiwa itu, saya disadarkan pada pengertian sabar dan ikhlas, yang ternyata.....sabar adalah menerima musibah sesuai dengan kadar kita, artinya Alloh memberikan setiap musibah itu kepada kita karena Dia telah menetapkannya sesuai dengan kemampuan kita. Kalau kita bilang bahwa sabar itu ada batasnya......ya batasnya telah ditetapkan oleh Alloh menurut kemampuan kita.
Hanya kita seringkali tidak sadar dengan kemampuan sendiri sehingga selalu merasa bahwa kita tidak sanggup menghadapi suatu masalah atau musibah yang ditetapkan Alloh kepada kita.
Lalu ketika kita mampu memberikan apa yang kita butuhkan untuk orang lain, disitulah keikhlasan kita, karena jika kita tidak ikhlas maka kita tak akan mengeluarkan apa yang kita miliki walau itu berlebihan.
Memberi pada saat kita berlebih dan tidak begitu membutuhkan mungkin kurang bermakna dibanding pada saat kita membutuhkan tapi tetap kita berikan juga. Pada saat itu mungkin kita merasa tidak ikhlas, tapi justru disitulah makna ikhlas. Seperti yang diajarkan oleh Nabi SAW, " berikanlah barang yang sangat kita cintai kepada orang yang membutuhkan". Ikhlas adalah suatu keyakinan bahwa dibalik setiap kebutuhan kita ada haknya orang lain. Wallahu alam bishowab
Banyak yang mengatakan, bahwa ikhlas adalah segera melupakan setiap perbuatan baik yang telah kita lakukan, mungkin ya......agar kita tidak pamrih atau menghitung untung rugi.
Tapi akan lain halnya jika kita sadar bahwa dalam setiap rijki yang Alloh berikan kepada kita, maka Alloh pun membuka ladang amal untuk kita berbuat baik kepada sesama.
Kita diberi rijki sehat maka kita memiliki kemampuan untuk melakukan berbagai aktifitas amal sholeh.
Kita diberi rijki makanan maka ada orang lain yang pantas kita beri dengan makanan itu, anak-anak kita, suami, ....dsb.
Jika kita sadar bahwa dalam setiap rijki kita ada haknya orang lain, pantaskah kita mempertahannkannya untuk kesenangan diri sendiri? itu namanya bakhil, maka lawanya ikhlas yaitu bakhil.
Besar kecilnya apa yang kita berikan bukan ukuran keikhlasan, tapi bermanfaatnya buat orang lain itu yang menjadi ukuran ikhlas (hehehe hanya Alloh yang berhak menilai).
Ketika kita keluar rumah dalam keadaan sehat, lalu kita menebarkan senyum kepada setiap orang yang ada disekitar kita, setiap orang akan merasakan senang telah disapa oleh kehangatan senyum kita. Senyum yang ikhlas lebih memberi manfaat buat oranglain daripada pemberian yang disertai dengan cercaan, naudzubillahi mindzalik.
Obrolan ini bukan bermaksud untuk membuka cerita diri, tapi justru dari peristiwa itu saya jadi sadar betapa sabar dan ikhlas itu buka sesuatu yang sulit dilakukan, tapi kita bisa setiap saat memaknainya dalam setiap peristiwa yang telah kita alami,
Yuk,,,,,,semoga kita tidak termasuk orang-orang yang selalu berputus asa terhadap rahmat dan karunia Alloh, tetap semangat untuk meningkatkan amal sholeh dalam keadaan ridho dan di Ridhoi.
Rabu, 09 Januari 2013
I Want Normal Life
I Want Normal LifeThis is the story of one client who wanted to devote his life story and hope there is a positive way out for him.Mother ........when my old stepping 22 years, I've graduated from the school of hospitality
and thank God accepted employment in Metropolitan City.Because in Jakarta I have no brother, then I stayed in the boarding house.Boarding home I'm at home with my mother and her family boarding, boarding because nobody else in the place but me. I occupy the back room.My dorm mother age 41 years, so kind and so considerate, I feel like at home alone. But this is where the beginning of the problem.Because she was so good, I never put anything suspicious to him. She was often out of my room, tidy the room and deliver food for me.After
a long time she was often massage me when I was not feeling well, and
....... it happened,she wooed and sweet talk me ....... so I was tempted
and gave my virginitas to enjoy.I enjoyed the scene with happiness ........ because I did not be forced.After that ..... not regret but instead repeated and repeated again ..... I was hooked. Boarding mother taught me so diligently in touch, various styles she teaches until I always feel satisfied enjoyed it.But I'm human too .......... I want a normal life, to have a wife of his own age, and have children.So I decided to leave my dorm and tried to live a normal life and get along just like people in general.I started looking for a life partner, but it's hard, because I have in mind is adult women who could give me pleasure. I prefer women who are much older.But because of the demands of parenting, I ended up choosing a friend working age to be my wife. In the early marriage of passion aroused very difficult, but I kept trying to get in touch with my wife.After
walking two year marriage, we have not been blessed with children, my
wife began to complain with a mediocre income, we often fight and
finally ...... because my wife could not bear fled abroad with her new
boyfriend.I felt disappointed and hurt by the incident, and caused deep trauma to date.After his wife left, I tried to return home my boarding the first, it turns out there's already moved out of the family land. There is a feeling of sadness ........... I miss people who have made me happy.From
then on, I always wreak biological desire for women who are older than
me, not by direct contact because I was afraid of sin and contracted the
disease, but through chat or phone sex.I realize this behavior deviated ....... but I can not find a way out.Help me mother ......... I want to live a normal life like everyone else
Saya ingin hidup normal
Ini adalah kisah salah seorang klien yang ingin mencurahkan kisah hidupnya dan berharap ada jalan keluar yang positif baginya.
Bunda........
ketika usiku menginjak 22 tahun, aku baru lulus dari sekolah perhotelan dan alhamdulillah diterima kerja di Kota Metropolitan.
Karena di Jakarta aku tidak punya saudara, maka aku tinggal di rumah kosan.
Dirumah kossan ini aku serumah dengan ibu kos dan keluarganya, karena tidak ada yang kos lagi di tempat itu selain aku. Aku menempati kamar dibelakang.
Ibu kos ku usianya 41 tahun, begitu baik dan sangat perhatian, aku merasa seperti dirumah sendiri. Tapi disinilah awal masalahnya.
Karena begitu baiknya beliau, aku tidak pernah menaruh curiga apa-apa kepadanya. Beliau sering keluar masuk kamarku, membereskan kamar dan mengantarkan makanan untukku.
Lama-lama beliau pun sering memijiti aku kalau aku merasa tidak enak badan, dan.......terjadilah peristiwa, beliau merayu dan mencumbuku.......sehingga aku tergoda dan menyerahkan keperjakaannku untuk dinikmatinya.
Aku menikmati kejadian itu dengan perasaan bahagia........karena aku melakukannya tidak dengan terpaksa.
Setelah kejadian itu.....bukannya menyesal tapi malah diulang dan diulang lagi.....aku merasa ketagihan. Ibu kos ku begitu telaten mengajariku dalam berhubungan, berbagai gaya dia ajarkan sampai aku selalu merasa puas menikmatinya.
Tapi aku pun manusia biasa..........aku ingin hidup normal, ingin punya istri yang sebaya, dan punya anak.
Maka aku pun memutuskan untuk meninggalkan tempat kos ku itu dan mencoba hidup secara normal dan bergaul seperti layaknya orang pada umumnya.
Aku mulai mencari teman hidup, tapi betapa sulitnya, karena yang ada dalam pikiranku adalah wanita-wanita dewasa yang bisa memberiku kenikmatan. Aku lebih menyukai wanita-wanita yang jauh lebih tua.
Tapi karena tuntutan orangtua, akhirnya aku memilih teman kerja yang seusia untuk menjadi istriku. Pada awal perkawinan gairahku sangat sulit terbangkitkan, tapi aku terus berusaha untuk bisa berhubungan dengan istriku.
Setelah berjalan dua tahun perkawinanku, kami belum juga dikaruniai anak, istriku pun mulai mengeluh dengan penghasilan yang pas-pasan, akhirnya kami sering bertengkar dan......karena tidak tahan istriku kabur ke luar negri dengan pacar barunya.
Aku merasa kecewa dan tersakiti dengan peristiwa itu, dan menimbulkan trauma yang mendalam sampai saat ini.
Setelah ditinggalkan istri, aku mencoba kembali kerumah kosku yang dulu, ternyata keluarga disana sudah pindah keluar negri. Ada perasaan sedih...........aku merasa kehilangan orang yang telah membuatku bahagia.
Dari saat itu, aku selalu melampiaskan hasrat biologisku kepada wanita-wanita yang lebih tua dariku, tidak dengan cara berhubungan langsung karena aku takut dosa dan tertular penyakit, tapi melalui chating atau phone sex.
Aku sadar, perilaku ini menyimpang.......tapi aku belum bisa mencari jalan keluarnya.
Tolong aku bunda.........aku ingin hidup normal seperti orang lain
Bunda........
ketika usiku menginjak 22 tahun, aku baru lulus dari sekolah perhotelan dan alhamdulillah diterima kerja di Kota Metropolitan.
Karena di Jakarta aku tidak punya saudara, maka aku tinggal di rumah kosan.
Dirumah kossan ini aku serumah dengan ibu kos dan keluarganya, karena tidak ada yang kos lagi di tempat itu selain aku. Aku menempati kamar dibelakang.
Ibu kos ku usianya 41 tahun, begitu baik dan sangat perhatian, aku merasa seperti dirumah sendiri. Tapi disinilah awal masalahnya.
Karena begitu baiknya beliau, aku tidak pernah menaruh curiga apa-apa kepadanya. Beliau sering keluar masuk kamarku, membereskan kamar dan mengantarkan makanan untukku.
Lama-lama beliau pun sering memijiti aku kalau aku merasa tidak enak badan, dan.......terjadilah peristiwa, beliau merayu dan mencumbuku.......sehingga aku tergoda dan menyerahkan keperjakaannku untuk dinikmatinya.
Aku menikmati kejadian itu dengan perasaan bahagia........karena aku melakukannya tidak dengan terpaksa.
Setelah kejadian itu.....bukannya menyesal tapi malah diulang dan diulang lagi.....aku merasa ketagihan. Ibu kos ku begitu telaten mengajariku dalam berhubungan, berbagai gaya dia ajarkan sampai aku selalu merasa puas menikmatinya.
Tapi aku pun manusia biasa..........aku ingin hidup normal, ingin punya istri yang sebaya, dan punya anak.
Maka aku pun memutuskan untuk meninggalkan tempat kos ku itu dan mencoba hidup secara normal dan bergaul seperti layaknya orang pada umumnya.
Aku mulai mencari teman hidup, tapi betapa sulitnya, karena yang ada dalam pikiranku adalah wanita-wanita dewasa yang bisa memberiku kenikmatan. Aku lebih menyukai wanita-wanita yang jauh lebih tua.
Tapi karena tuntutan orangtua, akhirnya aku memilih teman kerja yang seusia untuk menjadi istriku. Pada awal perkawinan gairahku sangat sulit terbangkitkan, tapi aku terus berusaha untuk bisa berhubungan dengan istriku.
Setelah berjalan dua tahun perkawinanku, kami belum juga dikaruniai anak, istriku pun mulai mengeluh dengan penghasilan yang pas-pasan, akhirnya kami sering bertengkar dan......karena tidak tahan istriku kabur ke luar negri dengan pacar barunya.
Aku merasa kecewa dan tersakiti dengan peristiwa itu, dan menimbulkan trauma yang mendalam sampai saat ini.
Setelah ditinggalkan istri, aku mencoba kembali kerumah kosku yang dulu, ternyata keluarga disana sudah pindah keluar negri. Ada perasaan sedih...........aku merasa kehilangan orang yang telah membuatku bahagia.
Dari saat itu, aku selalu melampiaskan hasrat biologisku kepada wanita-wanita yang lebih tua dariku, tidak dengan cara berhubungan langsung karena aku takut dosa dan tertular penyakit, tapi melalui chating atau phone sex.
Aku sadar, perilaku ini menyimpang.......tapi aku belum bisa mencari jalan keluarnya.
Tolong aku bunda.........aku ingin hidup normal seperti orang lain
Senin, 07 Januari 2013
TEACHER CHANGES AS AGENT
Basically, human life is always changing, both physically change which means grow and thrive, and mental change which means grow smarter, more mature, more adult. Human life changes internally in accordance with the age and development of externally influenced by the surrounding environmentChanges can be classified as human beings to change for the better (constructive) and changes to the way things were worse (destructive). Of course, every human being would choose to change for the better in order to achieve his goals. For those people seeking to change that with a better way of learning. As defined by Cronbach (Suryobroto, 1983) that "Learning is shown by a change in behavior as results of experience", learning demonstrated by behavior changes as a result of the experience. A psychologist Jean Piaget Switzerland (1896-1980) expressed the opinion of the notion that learning is a change in the structural complementarity between adjustment and realignment process (conversion) new information to the information we already have so that new information can be adapted to both.From the second definition above shows that the goal of learning is a change in behavior as a result of the experience is based on new information that is tailored to the good.At school, the learning process is inseparable from the efforts of teachers as facilitators and learning motivator for students. An instruction will work well if a teacher can change the student in a broad sense to develop a state of the student to learn, so that the experience gained from the students during the learning process he followed the perceived benefits directly to the personal development of students.Thus, teachers must be able to adjust the learning process of students with social and environmental development of the present. So what students need can be met and applied in life now.In the era of globalization, as now, teachers must have the ability to meet the multi-talented students and the community every expectation in the world of education. Both in terms of personality, academic, social and professional. Of course, in order to fulfill all of that, every teacher should be able to develop and enhance the learning process. Teachers now have to be more creative conduct reforms or make innovations in the learning process.Conventional learning methods have changed teacher-centered methods of student-centered learning. Teachers should be, change the master leader, who is always ready to make changes in the face of changing times, responsive to every need, sensitive to every problem and that primarily is as a source isnpirasi students to be human choice.If a teacher is able to provide creative ideas to their students, insha Allah every teacher would always awaited his presence all the time, because the students are hoping to get something new from the teacher that is able to provide the stimuli for students to change.Good teacher, is capable of providing exciting experiences for their students, which provide positive changes towards a better development.
Langganan:
Postingan (Atom)