Satu malam lebih baik daripada 1000 bulan lamanya,
sungguh sangat menakjubkan bukan!
Malam yang sangat mulia, yang diberikan oleh Allah
kepada umatnya Muhammad Rasulullah Saw,
Tapi pernahkan kita tahu apakah
hakikat lailatul qodar itu?
Bagaimana ciri-ciri orang yang
mendapatkan lailatul qodar itu?
Lail yang berarti malam atau sepi, dimana seorang
hamba bisa menyepikan hatinya, mensunyikan hatinya dari pengaruh-pengaruh
makhluk sehingga hatinya benar-benar bersih hanya memandang Sang Pencipta, maka
saat itulah hakikatnya lailatul qodar. Karena dia lebur kedalam kemuliaanNYA.
Dan ciri orang yang telah mendapatkan lailatul qodar
yang nampak jelas adalah perubahan sikapnya, dari tinggi hati menjadi rendah
hati, dari sombong menjadi tawadhu, dari mulia menjadi merasa hina, sehingga Si
Hamba yang mendapat lailatul qodar itu seketika hilang penyakit kesombongan
maupun penyakit keAKUan, yang jelas perubahan hati yang nampak pada sikap
lahiriah.
Renungkan wahai saudaraku!
Sudahkah kita demikian atau setelah
Ramadhan malah merasa lebih suci, mulia dan lebih baik?
Pada malam 10 terakhir dibulan Ramadhan, banyak umat
berbondong-bondong, beriktikaf dimasjid-masjid untuk mendapatkan lailatul qodar
itu, tapi sayang masjid yang ada di rohani dibiarkan najis dan banyak dihuni
patung-patung dunia, bahkan anjing-anjing yang najispun berada didalamnya,
sehingga tidak mungkin Malaikat akan turun sesuai dengan janji Allah bahwa para
Malaikat turun sampai fajar dengan membawa keselamatan, kemuliaan, dan doa.
Sebagai sabda Rasulullah SAW :
“Qolbun mukmin baitul haq”
“Hati (jiwanya) orang mukmin adalah
rumah Tuhan”
Ingatlah sesungguhnya yang menerima lailatul qodar itu
hakikatnya bukan jasad, akan tetapi rohani (jiwa) atau hati.
Walaupun tiap malam kita iktikaf di dalam masjid
dengan khusyu’ dan tekunnya, jika masjid yang ada di dalam jiwa ini masih
kotor, banyak patung dan anjing-anjing rohani, maka para malaikat tidak akan
turun kedalam hati seorang hamba yang masih kotor, penuh keAKUan, kesombongan,
dan kebanggaan, sehingga tidak pernah merasa rendah, dosa, dan hina. (karena
itu adalah sifat sejati sebagai Hamba)
Andaikan saat itu surga, lailatul qodar, pahala,
nampak di pelupuk mata, orang yang mendapatkan karunia lailatul qodar tetap
bersimpuh dihadapan Allah, tidak bergeming dan terpengaruh dengan apapun jua.
Karena hakikat lailatul qodar itu
sendiri adalah leburnya jiwa kehambaan kedalam samudera ke EsaanNYA, sehingga
wajarlah kalau Malaikat turun mengucapkan “SALAMUN HIYA HATTA MATH LAIL FAJR”.
Ingatlah: Tujuan hamba hanya mengabdi kepada TuhanNya
dengan murni dan penuh keikhlasan.
Banyak diantara kita, terjebak dengan iming-iming itu
semua, termasuk Al Fakir sendiri,
Ingatlah: Allah tidak akan pernah mengingkari
janjinya, kemuliaan akan diberikan kepada hamba yang tulus, karena Allah akan
cemburu apabila melihat hambanNya berpaling kepadaNya, seperti orang yang kau
cintai ketika berpaling denganmu, pasti engkau akan cemburu ketika orang yang
kau cintai mencintai orang lain.
Maka temukan DIA, pasti semua kemuliaan akan diberikan
kepadamu.
buka hatimu dengan alat kerendahan jiwamu,
buka hatimu dengan air mata kerendahan di hadapan
Tuhan,
buka hatimu dengan dosa-dosa yang pernah kau lakukan
sehingga kau merasa kecil dihadapanNYA,
Sebab tidak akan seorang mendapatkan lailatul qodar
ketika hati belum terbuka,
walaupun sebulan penuh kita iktikaf dan beribadah
didalam masjid, jika hati tidak terbuka, kita tidak akan mendapatkan lailatul
qodar itu,
Ketika mata hati ini kita buka dengan perasaan hina,
Ketika mata hati ini kita buka dengan perasaan dholim,
dan
Ketika hati ini kita buka dengan air mata kerendahan
dihadapan Tuhan,
Maka terbukalah hati,
Dan ketika hati terbuka, saat itu turunlah para
Malaikat ke dalam jiwa (hati) ini,
Karena hati yang ingat kepada Allah akan di datangi
oleh para Malaikat dengan mengucapkan “Selamat”.
Ingatlah, ketika lailatul qodar para Malaikat turun
nilainya lebih baik daripda 1000 bulan,
Tapi bagaimana jika Allah Sang
Pencipta itu sendiri memberi karunia sehingga Si Hamba diperkenankan bersimpuh
dihadapanNYA? Mungkin dan pasti lebih dasyat, satu saat bersama Sang Pencipta
lebih baik dari 1 juta tahun bahkan lebih daripada itu semua.
Renungkanlah wahai saudaraku…!
Bagaimana dengan keadaan kita???
Selamat dan berbahagialah wahai jiwa yang menemukan
hakikat lailatul qodar itu.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar