Suatu hari seorang Bapak menangis di telapak kaki ibunya yang sudah terbujur kaku.
Anak dari Bapak itu bertanya, "Kenapa Bapak menangis di kaki Nenek, bukan dikepalanya?". Bapak itu menjawab, "Iya Nak, dikaki Nenekmu lah jalan Bapak masuk ke Surga Alloh. Tapi kini bakti Bapak kepada beliau sudah berakhir, kini tinggal mendoakannya".
Aku pun terharu mendengar dialog Bapak dan anak itu. Kemudian Bapak itu bercerita, hanya seorang Ibu yang tulus membesarkan, merawat, mendidik anaknya yang pantas menjadi jalan menuju surga bagi anak-anaknya. Dan hanya anak-anak yang penuh pengabdian kepada ibunya lah yang pantas mendapatkan surga itu, Subhanalloh
Aku jadi ingat ketika ada seorang ibu datang kerumah sambil menangis, anaknya yang sudah disekolahkan dengan jerihpayahnya, dan dimasukkan oleh beliau menjadi seorang polisi dengan biaya yang tidak sedikit,
Setelah menjadi seorang polisi, gaji pertamnya dihabiskan berfoya-foya dengan teman-temannya hanya dalam hitungan beberapa hari.
Dan gaji bulan-bulan berikutnya dilalui dengan kesenangan dengan teman-temannya.
Ibu itu merasa sedih karena tak sedikitpun anak itu mengingat jerihpayah ibunya yang bekerja setiap hari untuk membesarkannya.
Lalu ada lagi cerita seorang ibu yang sedih karena cita-cita anaknya hanya menginginkan pesta pernikahan yang besar dan mewah hanya karena ingin menunjukkan kepada teman-temannya bahwa hidupnya penuh kesenangan. Sementara ibunya hanya seorang seorang perawat disebuah RS swasta.
Setelah menikah, anak itu dibawa oleh suaminya dan tidak pernah lagi menengok ibunya yang menanggung hutang bekas pernikahan anaknya itu.
Pantaskah anak-anak itu mendapatkan surga di telapak kaki ibunya?
Seorang anak kelihatan sangat pendiam disekolah, kurang bergaul dan kelihatan selalu kelelahan. ketika ditanya kenapa tidak mau bermain dengan teman-temannya? Anak itu menangis, dia bercerita malu bermain dengan teman-temannya karena suka diejek tentang ibunya yang suka bermain dengan banyak laki-laki. Hampir setiap malam anak itu menunggu ibunya pulang dalam keadaan mabuk dan berganti laki-laki yang menemaninya.
Anak itu bilang, "aku ga mau mempunyai ibu seperti itu"
Pantaskan surga ada di telapak kaki ibu itu?
Aku meraba kepada perasaanku sendiri.
Dulu ketika aku menyusui anakku selalu meringis menahan rasa sakit karena lecet disekitar putingku. Tapi rasa sakit itu kutahan demi memperjuangkan kehidupan anakku. Dengan derai airmata kususui anakku dengan penuh cinta kasih.
Kini setelah anakku dewasa, kupandang wajahnya, tak kusangka anakku sudah bisa menghidupi dirinya sendiri.
Dimana letak surgamu Nak????