Beberapa bulan terakhir ini saya kembali melakukan aktifitas olahraga rutin setiap hari Minggu dan hari libur lainnya, seperti bersepeda, jalan kaki, joging dan berenang.
Saya merasa selalu ada penyegaran dalam jiwa saya setelah melakukan aktifitas olahraga ini.
Mungkin karena saya melakukannya dengan tujuan refresing, menghilangkan kepenatan setelah beraktifitas rutin setiap harinya.
Dengan penyegaran ini saya menjadi ketagihan, selalu ingin melakukannya lagi , selain membuat badan saya menjadi lebih fit, jiwa saya pun menjadi lebih segar. Mungkin tidak salah istilah "Mensana in corpore sano (mudah-mudahan ga salah penulisan)", dalam badan yang sehat terdapat jiwa yang kuat.
Saya merenungi kata-kata itu.......
Pernah pada saat berenang, ada semacam pelampiasan emosi jiwa......hati saya sedang galau, saya berulang kali menceburkan diri ke kolam dan dengan semangat mencoba menjangkau tepian kolam bolak-balik.
Setelah lelah saya betul-betul merasa puas dan hati saya pun menjadi lebih nyaman.
Kemudian disaat bersepeda, mengayuh pelan-pelan sambil melihat kesekeliling komplek perumahan, mengitari perkebunan dan persawahan.......duh nikmat, sejuknya semilir angin sambil menikmati hijaunya pepohonan, subhanalloh.......walau badan berkeringat ada penyegaran dalam jiwa menikmati pemandangan alam di tengah kota.
Darisana, saya kemudian merasakan ada semacam pembentukan jiwa dalam olahraga, selain ada beberapa unsur yang terdapat olahraga, yaitu :
1. unsur kesehatan
2. unsur rekreasi
3. unsur permainan
4. unsur pendidikan
5. unsur keterampilan
Secara umum dari kelima unsur dalam olahraga itu barkaitan dengan jiwa. Hal-hal yang berkaitan dengan jiwa manusia berhubungan dengan karakter dan kepribadian manusianya.
Unsur kesehatan sangat berkaitan dengan kesehatan fisik dan mental,
Unsur rekreasi menimbulkan kesenangan dalam jiwa.
Unsur permainan menimbulkan kecerdasan, taktis,strategi , tenggang rasa.
Unsur karakter menimbulkan pembentukan kepribadian yang matang.
Unsur keterampilan menimbulkan kreatifitas
Setidaknya karakter itu dapat dibentuk melalui pemahaman akan nilai-nilai filosofis dalam olahraga yang mengajarkan sportivitas, kejujuran, fair play, serta siap menang dan siap kalah. Tantangan kita sekarang adalah bagaimana nilai-nilai filosofis yang ada dalam olahraga, seperti fair play, kejujuran, sportif, siap menang siap kalah bisa ikut mewarnai kehidupan berbangsa dan bernegara yang dimotori oleh para pemuda .
Nilai-nilai karakter yang terdapat dalam olahraga adalah :
1. Respek
2. Tanggung jawab
3. Peduli
4. Jujur
5. Fair
6. Beradab
Secara sederhana, keenam nilai tersebut dapat didefinisikan sebagai berikut
. Respek adalah suatu sikap yang menaruh perhatian kepada orang lain dan memperlakukannya secara hormat. Sikap respek antara lain dicirikan dengan memperlakukan orang lain sebagaimana individu ingin diperlakukan; berbicara dengan sopan kepada siapa pun; menghormati aturan yang ada dalam keluarga, sekolah, dan masyarakat.
Tanggung jawab adalah kemampuan untuk memberikan respons, tanggapan, atau reaksi secara cakap. Tanggung jawab dicirikan antara lain dengan melakukan apa yang telah disepakati dengan sungguh-sungguh; mengakui kesalahan yang dilakukan tanpa alasan; memberikan yang terbaik atas apa yang dilakukan.
Peduli adalah kesediaan untuk memberikan perhatian dan kasih sayang kepada sesama. Peduli antara lain ditandai dengan memperlakukan orang lain, diri, dan sesuatu dengan kasih sayang; memperhatikan dan mendengarkan orang lain secara seksama; menangani sesuatu dengan hati-hati.
Jujur adalah suatu sikap terbuka, dapat dipercaya, dan apa adanya. Sikap jujur antara lain ditandai dengan mengatakan apa adanya; menepati janji; mengakui kesalahan; menolak berbohong, menipu, dan mencuri.
Fair adalah bersikap adil dalam melakukan dan memperlakukan sesuatu. Sikap fair antara lain ditandai dengan menegakkan hak sesama termasuk dirinya; mau menerima kesalahan dan menanggung resikonya; menolak berprasangka.
Beradab adalah sikap dasar yang diperlukan dalam bermasyarakat yang berintikan pada kesopanan, keteraturan, dan kebaikan. Beradab antara lain dicirikan dengan menempatkan sesuatu pada tempatnya; mengapresiasi terhadap keteraturan.
Saya menaruh harapan kepada olahraga, meskipun dengan olahraga memang tidak serta merta sejumlah persoalan di atas akan terselesaikan. Olahraga juga bukanlah segala-galanya, akan tetapi melalui olahraga banyak hal yang bisa diajarkan. Misalnya, terkait dengan nilai persamaan dan kebersamaan, fair play, kompetisi, toleransi yang kesemuanya merupakan prasarat dasar mewujudkan masyarakat madani (civil society).