BAB
I
PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang
Masalah
Dalam
dunia pendidikan dan pengajaran yang menjadi fokus perhatian adalah peserta
didiknya, baik itu di Taman Kanak–kanak,
Sekolah Dasar, Pendidikan Menengah, Pendidikan Lanjutan Ataupun Perguruan
Tinggi dan pendidikan untuk orang dewasa lainnya.
Sebagai
seorang guru atau pengelola dalam pendidikan lainnya, diharapkan dapat
menerapkan materi yang dipelajari sehingga tujuan yag telah ditetapkan tercapai. Kita sebagai calon
tenaga pendidik harus paham tentang psikologi anak agar dalam pelaksanaan
pembelajaran adanya kesesuaian dengan karakteristik anak didik dengan materi
pelajaran agar peserta didik bisa memahami pelajaran yang di sampaikan.
Dalam
kaitannya dengan pendidikan anak usia SD, guru perlu mengetahui benar sifat–sifat
serta karakterstik tersebut
agar dapat memberikan pembinaan dengan baik dan tepat sehingga dapat meningkatkan
potensi kecerdasan dan
kemampuan anak didiknya sesuai dengan kebutuhan anak dan harapan orang tua pada
khususnya serta masyarakat pada umumnya.
Berdasarkan
hasil observasi di dalam kelas ditemukan beberapa peserta didik
mengalami kesulitan dalam belajar yang disebabkan oleh beberapa masalah
diantaranya adalah peserta
didik yang suka malas sekolahi dan peserta
didik yang suka berkelahi
Maka
dari itu dibuatlah makalah ini yang bertujuan untuk memenuhi mata kuliah
Manajemen Kelas yang berjudul “Aspek Psikologi
Anak merupakan Dasar Penentuan Langkah Mengatasi Gangguan Pembelajaran”.
B.
Identifikasi
Masalah
Berdasarkan
latar belakang di atas maka dapat diidentikifasikan
masalahnya sebagai berikut:
·
bagaimana pengaruh
psikologi anak terhadap proses
pembelajaran peserta didik?
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Pengertian Psikologi
Psikologi berasal dari kata dalam bahasa
yunani Psychology yang merupakan gabungan dari kata psyche dan logos. Psyche
berarti jiwa dan logos berarti ilmu. Secara harfiah psikologi diartikan sebagai
ilmu jiwa. Istilah psyche atau jiwa masih sulit didefinisikan karena jiwa itu
merupakan objek yang bersifat abstrak, sulit dilihat wujudnya, meskipun tidak
dapat dimungkiri keberadaanya. Dalam dasawarsa ini istilah jiwa suda jarang
dipakai diganti dengan istilah psikis.
B.
Pengertian Psikologi Menurut Para Ahli
Ada banyak ahli yang mengemukakan pendapat tentang pengertian psikologi,
diantaranya:
1.
Menurut Ensiklopedi
Nasional Indonesia Jilid 13 (1990)
Psikologi
adalah ilmu yang mempelajari perilaku manusia dan binatang baik yang dapat
dilihat secara langsung maupun yang tidak dapat dilihat secara langsung.
2.
Menurut Dakir (1993)
Psikologi membahas
tingkah laku manusia dalam hubungannya dengan lingkungannya.
3.
Menurut Muhibbin Syah
(2001)
Psikologi adalah ilmu
pengetahuan yang mempelajari tingkah laku terbuka dan tertutup pada manusia
baik selaku individu maupun kelompok, dalam hubungannya dengan lingkungan.
Tingkah laku terbuka adalah tingkah laku yang bersifat psikomotor yang meliputi
perbuatan berbicara, duduk , berjalan dan lain sebgainya, sedangkan tingkah
laku tertutup meliputi berfikir, berkeyakinan, berperasaan dan lain sebagainya.
4. Dari
beberapa definisi tersebut diatas dapat disimpulkan bahwa pengertian
psikologi adalah ilmu pengetahuan yang
mempelajari tingkah laku manusia, baik sebagai individu maupun dalam
hubungannya dengan lingkungannya.
Tingkah laku tersebut berupa tingkah laku yang tampak maupun tidak tampak,
tingkah laku yang disadari maupun yang tidak disadari.
Dapat diketahui bahwa pengertian psikologi
merupakan ilmu tentang tingkah laku. Pada hakekatnya tingkah laku manusia itu
sangat luas, semua yang dialami dan dilakukan manusia merupakan tingkah laku.
Semenjak bangun tidur sampai tidur kembali manusia dipenuhi oleh berbagai
tingkah laku. Dengan demikian objek ilmu
psikologi sangat luas. Karena luasnya objek yang
dipelajari psikologi, maka dalam perkembangannya ilmu psikologi dikelompokkan dalam
beberapa bidang, yaitu :
1. Psikologi Perkembangan,
yaitu ilmu yang mempelajari tingkah laku yang terdapat pada tiap-tiap tahap
perkembangan manusia sepanjang rentang kehidupannya.
3. Psikologi Sosial,
ilmu yang mempelajari tingkah laku manusia dalam berhubungan dengan masyarakat
sekitarnya.
4. Psikologi Industri,
ilmu yang mempelajari tingkah laku yang muncul dalam dunia industri dan
organisasi.
5. Psikologi Klinis,
ilmu yang mempelajari tingkah laku manusia yang sehat dan tidak sehat,
normal dan tidak normal, dilihat dari aspek psikisnya.
C.
Aspek Psikologi/ Perkembangan Anak
a. Perkembangan Fisik
Menurut Kuhlen dan Thompson bahwa
perkembangan fisik individu meliputi 4 aspek yaitu :
1. Sistem syaraf
2. Otot-otot
3. Kelenjar endokrin
4. Struktur fisik tubuh.
Aspek-aspek fisiologis lainnya yang
sangat penting bagi kehidupan adalah otak sebagai pusat sentral perkembangan
dan fungsi manusia
b.
Perkembangan
Intelijensi
Menurut C.P. Caplin intelijensi
yaitu sebagai kemampuan menghadapi dan menyesuaikan diri terhadap situasi baru
secara cepat dan efektif.
1. Teori-teori ntelijensi yaitu
2. Teori “two factors”
3. Teori “primary mental abilities”
4. Teori “multiple intelligence”
5. Teori “triachic of intelligence”
c. Perkembangan Emosi
Menurut English And English Emosi
Adalah “A Complex Feeling State Accompanied By characteristic motor and
glandular activies” (suatu perasaan yang komplek yang disertai karakteristik
kegiatan kelenjar dan motoris). Emosi dapat dikelompokkan dalam dua bagian
yaitu emosi sensoris dan emosi kejiwaan (psikis) emosi ini termasuk perasaan
intelektual, perasaan social, perasaan susila perasaan keindahan, dan perasaan
ketuhanan.
d. Perkembangan Bahasa
Merupakan kemampuan untuk
berkomunikasi dengan orang lain mencakup cara berkomunikasi dimana pikiran dan
perasaan dinyatakan dalam bentuk lambang/symbol untuk mengungkapkan sesuatu.
Tugas-tugas perkembangan bahasa yaitu :
1. Pemahaman
2. Pengembangan perbendaharaan kata
3. Penyusunan kata-kata menjadi kalimat
4. Ucapan
Sedangkan tipe perkembangan bahasa ada dua yaitu :
1. Egocentric speech
2. Socialized speech
e. Perkembangan Social
Merupakan pencapaian kematangan
dalam hubunagn social dan sebagai proses belajar untuk menyesuaiakan diri terhadap norma-norma kelompok
moral dan tradisi yang menjadi satu kesatuan dan saling berkomunikasi dan
bekerja sama. Pada usia anak bentuk dan tingkah laku social adalah
pembangkangan, agresi, berselisih/bertengkar, menggoda, persaingan, kerjasama,
tingkah laku berkuasa, mementingkan diri sendiri, dan simpati
f.
Perkembangan
Kepribadian
Secara
etimologi kepribadian dari bahasa Inggris “personality” yang biasanya dipakai
oleh pemain sandiwara zaman kuno untuk memerankan suatu bentuk tingkah laku
pribadi tertentu. Sedangkan secara terminology menurut May kepribadian sebagai
“a social stimus value” cara orang lain merekasi kepribadian invividu dengan
kata lain orang lainlah yang menentukan kepribadian individu itu. Sedangkan
menurut Abin Samsudin Makmum kepribadian adalah sebagai kualitas prilaku
individu yang tampak dalam melakukan penyesuaian dirinya terhadap lingkungan
secara unik. Kepribadian dipengaruhi oleh berbagai faktor baik hereditas maupun
lingkungan seperti fisik, sosial, kebudayaan dan spiritual. Ada beberapa
karakteristik kepribadian tidak sehat yaitu mudah marah, hiperaktif, mempunyai
kebiasaan berbohong, kurang bergaihar dalam menghadapi kehidupan, sulit tidur
dan bersikap pesimis dalam menghadapi kehidupan.
g. Perkembangan Moral
Istilah
moral dalam bahasa latin “mos” (moris) yang berarti istiadat, kebiasaan,
peraturan nilai-nilai/ tata cara kehidupan. Niali-nilai moral seperti seruan
untuk berbuat baik kepada orang lain, memelihara ketertiban dan keamanan serta memelihara hak orang lain. Adapun
beberapa cara dalam proses perkembangan moral yaitu :
1)
Pendidikan
langsung
2)
Identifikasi
3)
Proses coba-coba
h. Perkembangan
Kesadaran Beragama
Dipengaruhi oleh faktor-faktor pembawaan. Lingkungan
yang menjadi masalah dalam kesadaran beragama adalah problematika keimanan
yaitu masalah proses perkembangan keimanan dan konflik keyakinan dengan situasi
kehidupan sosial budaya yang dihadapi (seperti ekonomi, politik dan hubungan
sosial).
D.
Langkah Mengatasi Gangguan Pembelajaran
Pada dasarnya sebagai tenaga pendidik/ guru mengenal
karakter peserta didiknya. Secara tidak langsung gurupun mengetahui bagaimana
mereka belajar sehingga dapat menilai mana yang serius dalam belajar mana yang
tidak untuk mengatasi gangguan dalam belajar sebagai guru untuk langkah awal
harus mengenal gaya belajar anak.
Setiap anak memiliki perbedaan dan ciri khusus antara yang
satu dengan yang lain. Secara fisik, perbedaan setiap anak dapat dilihat secara
kasat mata. Namun perbedaan pola berpikir, cara–cara merespon atau mempelajari
sesusatu yang baru sangat sulit kita
ketahui perbedaannya jika kita tidak memperhatikan secara seksama, atau
setidaknya lebih sering memperhatikan sikap atau tingkah laku mereka sehari -
hari.
Dalam belajar, setiap anak memiliki kelebihan dan kekurangan
dalam menyerap pelajaran. Maka dari itu dalam dunia pendidikan dikenal berbagai
metode untuk memenuhi tuntutan perbedaan individual tersebut.
Dalam kehidupan sehari–hari, sering kita lihat para orang
tua yang melakukan berbagai cara untuk membuat anaknya menjadi berprestasi.
Dari menyekolahkan anaknya ke sekolah favorit, hingga mengikutkannya ke
berbagai kursus maupun les privat yang terkadang menyita waktu bermain atau
bersoaialisasi dengan teman–teman sebayanya. Namun usaha–usaha tersebut seringkali
belum membuahkan hasil seperti yang diharapkan, bahkan tidak jarang justru
menimbulkan masalah baru bagi anaknya.
Nah, jika demikian, apa yang sebenarnya terjadi? Mengapa
anak–anak tidak kunjung berprestasi ?
Jika boleh saya menjawab, menurut pengamatan dan pengalaman
saya dalam mengajar selama ini, salah satu faktor penyebabnya adalah
ketidaksesuaian cara belajar yang dimiliki oleh anak dengan metode belajar yang
diterapkan dalam proses pembelajaran yang dijalaninya, termasuk dalam mengikuti
kursus atau les privat. Yang dimaksud cara belajar disini adalah kombinasi cara
individu menyerap, mengatur, dan mengelola informasi.
Berdasarkan kemampuan yang dimiliki otak dalam menyerap,
mengelola, dan menyampaikan informasi, maka cara belajar dapat dikelompokkan ke
dalam tiga gaya belajar, yaitu visual, auditorial, dan kinestetik. Dan masing –
masing gaya belajar ini memiliki karakteristik yang berbeda satu sama lain.
Pada tulisan saya mengenai gaya belajar, telah saya singgung ciri – ciri ketiga
gaya belajar di atas.
Adanya pengkategorian ini bukan berarti bahwa anak atau
individu hanya memiliki satu karakteristik cara belajar tertentu saja melainkan
memiliki ketiganya, hanya saja lebih cenderung pada salah satu di antara tiga
gaya belajar tersebut. Kecenderungan inilah yang menyebabkan anak yang
bersangkutan jika memperoleh rangsangan yang sesuai dalam belajar akan
cenderung lebih menyerapnya.
Dengan memperhatikan gaya belajar yang paling menonjol pada
anak, siswa ataupun individu, maka diharapkan para orangtua dan guru dapat
menyelenggarakan proses pembelajaran secara arif, bijaksana, dan tepat. Dan
bagi para siswa yang mengalami kesulitan belajar, cobalah untuk mulai merenungkan
dan mengingat–ingat kembali apa gaya belajar yang dirasakan paling efektif, atau
paling nyaman.
a) Penyebab Timbulnya Masalah Kesulitan
Belajar
Berdasarkan
penelitian yang dilakukan oleh para ahli yang menaruh perhatian pada masalah
kesulitan belajar, ditemukan faktor penyebabnya yaitu :
a.
Faktor Keturunan
Berdasarkan penelitian Hallgren,
apabila ada salah satu anggota keluarga yang mengalami kesulitan dalam membaca,
menulis, dan mengeja itu disebabkan karena faktor keturunan. Hal ini diperkuat
oleh hasil penelitian Hermann yang mempelajari dan membandingkan anak kembar
yang berasal dari satu sel telur dengan anak kembar yang berasal dari dua sel
telur. Ternyata anak kembar yang berasal dari satu sel lebih mempunyai
kesamaan kesulitan membaca daripada anak kembar yang berasal dari dua sel.
b.
Gangguan Fungsi Otak
Ada pendapat yang menyatakan bahwa
anak yang lamban belajar mengalami gangguan pada syaraf otaknya. Hanya saja
cuma sedikit tanda cedera pada otak. Sehingga para ahli tidak terlalu
menganggap cedera otak sebagai penyebabnya, kecuali ahli syaraf membuktikan
masalah ini.
c.
Pengorganisasian Berpikir
Siswa yang mengalami kelambanan atau
kesulitan belajar akan mengalami kesulitan dalam menerima penjelasan tentang
pelajaran. Salah satu penyebabnya adalah karena tidak mampu mengorganisasikan
cara berpikirnya secara baik dan sistematis. Jadi anak yang sulit membaca akan
sulit pula merasakan atau menyimpulkan apa yang dilihatnya.
d.
Kekurangan Gizi
Kekurangan gizi menjadi salah satu
penyebab terjadinya kelambanan atau kesulitan belajar karena apabila pada awal
pertumbuhan seorang anak kekurangan gizi, maka keadaan itu akan mempengaruhi
perkembangan syaraf utamanya sehingga menyebabkan kurang baik dalam proses
belajarnya.
e.
Faktor Lingkungan
Gangguan yang disebabkan dari faktor
lingkungan contohnya adalah kepedihan hati, tekanan keluarga, dan kesalahan
pola asuh yang diterapkan kepada anak. Sehingga lingkungan yang tidak
menguntungkan dapat mempengaruhi proses belajar siswa.
b) Membantu Mengatasi Masalah Kesulitan
Belajar
a. Berikan perintah yang terperinci.
Karena anak–anak
mengalami kesulitan belajar, guru perlu mengulang atau memberikan perintah baru
ketika tahap pelajaran berikutnya dimulai.
b. Gunakan semua indera pada saat
mengajar. Jika perlu, tanyakan pada orangtua atau guru lainnya, indera mana
yang potensial bagi anak untuk dapat belajar dengan maksimal.
c. Sebisa mungkin jangan ada gangguan
di dalam kelas, karena anak–anak ini mudah terganggu. Gambar–gambar, mainan,
atau barang–barang yang tidak diperlukan sangat berpeluang mengganggu
konsentrasi mereka.
d. Sampaikan pelajaran dengan
menggunakan contoh–contoh konkret. Anak yang mengalami kesulitan dalam belajar
akan memahami maknanya jika ia dapat melihat dan merasakan apa yang dijelaskan.
e. Memperhatikan beberapa anak yang
mengalami kesulitan dalam belajar ini terlihat sangat aktif atau bahkan terlalu
aktif. Maka kita harus berusaha supaya anak ini terus berada di dekat kita.
Kontak fisik seperti merangkul atau memegang pundak bisa meningkatkan perhatian
mereka.
E.
Pengaruh Psikologi Anak Terhadap Proses Pembelajaran Peserta Didik
Di
kelas segala aspek pendidikan dan pengajaran bertemu dan berproses, guru dengan segala kemampuannya, peserta didik
dengan
segala latar belakang
dan sifat invidualnya. Pengelolaan kelas
diperlukan karena dari hari ke hari bahkan dari waktu ke waktu tingkah laku dan
perbuatan siswa selalu berubah. Kelas selalu dinamis dalam bentuk perilaku,
perbuatan, sikap, mental, dan emosional siswa.
Aspek
psikologis sangat penting dikuasai oleh seorang pendidik di SD, karena dengan mengetahui aspek kejiwaan
anak yang diajar, mengingat bahwa anak di tingkat SD berada pada tahap
pertumbuhan dan perkembangan sehingga anak sangat labil dengan krakteristiknya
masing-masing. Dengan mengenal factor kejiwaan peserta didik mempermudah
guru mengadakan pendekatan pada peserta didiknya.
Beberapa peran psikologi dalam proses pembelajaran
adalah :
1.
Memahami siswa sebagai pelajar, meliputi perkembangannya, tabiat,
kemampuan, kecerdasan, motivasi, minat, fisik, pengalaman, kepribadian, dan
lain-lain.
2.
Memahami prinsip-prinsip dan teori pembelajaran.
3.
Memilih metode-metode pembelajaran.
4.
Menetapkan tujuan pembelajaran.
5.
Menciptakan situasi pembelajaran yang kondusif.
6.
Memilih dan menetapkan isi pembelajaran
7.
Membantu peserta didik yang mengalami kesulitan belajar.
8.
Memilih alat bantu pembelajaran.
9.
Menilai hasil pembelajaran.
10.
Memahami dan mengenbangkan kepribadian dan profesi guru.
11.
Membimbing perkembangan siswa.
a) Aspek
Psikologi Anak Kaitannya dengan Mengatasi Gangguan Pembejalaran
1. Faktor
Fisik
Kondisi fisik yang sehat dan bugar akan
memberikan pengaruh positif terhadap kegiatan belajar individu. Sebaliknya,
kondisi fisik yang lemah atau sakit akan menghambat tercapainya hasil belajar
yang maksimal. Oleh karena keadaan jasmani sangat mempengaruhi proses belajar, maka perlu ada usaha untuk
menjaga kesehatan jasmani.
Selama proses belajar berlangsung, peran
fungsi fisiologi pada tubuh manusia sangat mempengaruhi hasil belajar, terutama
panca indra. Panca indra yang berfungsi dengan baik akan mempermudah aktivitas
belajar dengan baik pula. Dalam proses belajar, pancaindra merupakan pintu
masuk bagi segala informasi yang diterima dan ditangkap oleh manusia, sehingga
manusia dapat mengenal dunia luar.
2. Faktor
Intelejensi
Semakin tinggi tingkat inteligensi
seorang individu, semakin besar peluang individu tersebut meraih sukses dalam
belajar. Sebaliknya, semakin rendah tingkat inteligensi individu, semakin sulit
individu itu mencapai kesuksesan belajar. Oleh karena itu, perlu bimbingan
belajar dari orang lain, seperti guru, orangtua, dan lain sebagainya. Sebagai
faktor psikologis yang penting dalam mencapai kesuksesan belajar, maka
pengetahuan dan pemahaman tentang kecerdasan perlu dimiliki oleh setiap calon
guru atau guru profesional, sehingga mereka dapat memahami tingkat kecerdasan
siswanya.
3. Faktor
Emosi
Aspek emosi kejiwaan anak antara lain intelektual dan
perasaan seorang anak. Kondisi emosi anak sangat mempengaruhi proses
pembelajaran anak tersebut. Jika seorang anak dapat mengendalikan emosinya maka
akan memberikan pengaruh positif dan mempermudah keaktifan belajarnya. Dengan demikian kestabilan emosi peserta didik mempermudah guru mengadakan
pendekatan pada peserta didiknya.
4. Faktor
Sosial
Kondisi lingkungan sosial tempat tinggal siswa akan memengaruhi belajar
siswa. Lingkungan siswa yang kumuh, banyak pengangguran dan anak terlantar
juga dapat mempengaruhi aktivitas belajar siswa, paling tidak siswa kesulitan
ketika memerlukan teman belajar, diskusi, atau meminjam alat-alat belajar yang
kebetulan belum dimilikinya.
Lingkungan keluarga juga sangat mempengaruhi kegiatan belajar. Ketegangan keluarga,
sifat-sifat orangtua, demografi keluarga (letak rumah), pengelolaan keluarga,
semuanya dapat memberi dampak terhadap aktivitas belajar siswa. Hubungan antara
anggota keluarga, orangtua, anak, kakak, atau adik yang harmonis akan membantu
siswa melakukan aktivitas belajar dengan baik.
Selain itu juga, hubungan yang harmonis antara guru dan peserta didk serta
teman sekolah dapat menjadi
motivasi bagi siswa untuk belajar lebih baik di sekolah. maka para pendidik,
orangtua, dan guru perlu memperhatikan dan memahami bakat yang dimiliki oleh
anaknya atau peserta didiknya, antara lain dengan mendukung, ikut
mengembangkan, dan tidak memaksa anak untuk memilih jurusan yang tidak sesuai
dengan bakatnya.
b) Contoh
Kasus antara Aspek Psikologi Anak dengan Gangguan Pembelajaran
Dilihat dari karakteristik anak yang
berbeda–beda sebagai seorang guru harus mengetahui bagaimana cara
mengatasi perbedaan tersebut dengan mempelajari ilmu psikolog karena dapat membantu
dalam proses pembelajaran.
Dengan adanya temuan–temuan masalah
dalam belajar seperti:
1. Adanya
peserta didik yang malas sekolah
Permaslahan
tersebut termasuk tipe masalah takut sekolah, suatu ketakutan yang
tidak realistik adalah apabila seorang anak tidak mau sekolah, mungkin kondisi
semacam ini merupakan keinginan sepihak. Ketakutan terhadap guru yang keras (galak)
atau mendapat tugas yang berat di sekolah. Sebagai langkah awal guru harus
melakukan pendekatan terhadap peserta didik tersebut bertanya secara perlahan
apa yang menjadi penyebab peserta tersebut malas sekolah sampai timbul
keterbukaan sehingga
guru mengetahui dan mendapat solusi yang terbaik agar peserta didik tersebut
bisa rajin sekolah dan mengikuti proses pembelajaran secara biasanya.
2. Adanya
peserta didik yang suka berkelahi
Permasalahan
tersebut termasuk tipe masalah emosional. Kebrutalan atau kebringasan anak
tampak pada perilakunya, mereka menunjukkan suatu perbuatan yang sering kali
memerlukan bantuan orang lain. Misalnya: berkelahi, membohong, mencuri,
merusak, hak milik dan merusak aturan yang berlaku. Bentuk–bentuk tindakan
tersebut merupakan ekspresi yang keluar dari emosional yang terganggu. Sekalipun
demikian pada umumnya anak–anak berusaha merubahnya dan menutupi perilaku
mereka dengan mengemukakan alasan untuk dapat dipercayai oleh orang lain,
menutupi kebohongannya dengan
maksud menghindari hukuman kerena perbuatannya. Akan tetapi ketika anak telah
berusia lebih 6 atau 7 tahun sekalipun mereka tetap membuat cerita yang bohong,
mereka merasa sadar dan tidak aman perasaannya.
Dari dua permsalahan tersebut guru dapat
mengatasinya sehingga
tidak mengganggu proses pembelajaran. Itu semua bisa lakukan
dengan cara home scooling bagi yang malas sekolah, yang suka berkelahi di
lakukan bimbingan penyuluhan (BP).
Untuk tingkat sekolah dasar
bisa di BP oleh wali kelasnya masing-masing, tetapi sekolah menengah
ke atas diserahkan kepada guru BP nya untk menindak lanjuti.
PENUTUP
Kesimpulan
Berdasarkan
uraian di atas maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:
1.
pengertian
psikologi adalah ilmu pengetahuan yang mempelajari tingkah laku
manusia, baik sebagai individu maupun dalam hubungannya dengan lingkungannya. Tingkah laku tersebut berupa tingkah laku
yang tampak maupun tidak tampak, tingkah laku yang disadari maupun yang
tidak disadari.
2.
Aspek-aspek
psikologi antara lain aspek perkembangan fisik, perkembangan intelejensi,
perkembangan emosi, perkembangan sosial, perkembangan bahasa, perkembangan
kepribadian, perkembangan moral, dan perkembangan kesadaran beragama
3.
Cara mengatasi
kesulitan belajar antara lain:
a. Berikan perintah yang terperinci.
b. Gunakan semua indera pada saat
mengajar.
c. Sebisa mungkin jangan ada gangguan
di dalam kelas, karena anak–anak ini mudah terganggu.
d. Sampaikan pelajaran dengan
menggunakan contoh–contoh konkret.
e. Memperhatikan beberapa anak yang
mengalami kesulitan dalam belajar ini terlihat sangat aktif atau bahkan
terlalu aktif.
4. Aspek psikologis sangat penting dikuasai oleh seorang
pendidik di SD, karena dengan
mengetahui aspek kejiwaan anak yang diajar, mengingat bahwa anak di tingkat SD
berada pada tahap pertumbuhan dan perkembangan sehingga anak sangat labil
dengan krakteristiknya masing-masing. Dengan mengenal factor kejiwaan peserta
didik mempermudah guru mengadakan pendekatan pada peserta didiknya.
DAFTAR
PUSTAKA
Almy
M. Chinttenden, E & Miller D. ( 1966 ). Young
children’s ome Aspects of Piage’s Theory Teachers., New York: College
Press.
Barrett,
D. Radke-yaroow M., and Klein, R. ( 1982 ). Chronic
malnutrition and Child Behaviour.Development Psychology.
Blechman,
E. A. Monroe, M.J ( 1986 ). Chidhood
competence and Depression. New York: Journal Abnormal Psychology.
Charman
AH. 1974. Management of Emotional
Promblems of Children and Adollescents. Lippincol. Philadelphia.
Conny Semiawan, A.S. Munandar, dan S.C.U. Munandar (1984). Memupuk Bakat dan
Kreativitas Siswa Sekolah Menengah: Petunjuk Bagi Guru dan Orangtua.
Jakarta: Gramedia.
Dakir.
1993. Dasar-Dasar Psikologi. Yogyakarta : Pustaka Pelajar.
DePorter(2001). Quantum Learning.
Bandung: Kaifa.
Mohammad Asrori(2009). Psikologi
Pembelajaran. Bandung: CV Wacana
.
2001. Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru. Bandung: PT. Remaja
Rosdakarya.