Sabtu, 14 Maret 2015

ASPEK PSIKOLOGI ANAK DALAM BELAJAR


BAB I
PENDAHULUAN

A.          Latar Belakang Masalah
Dalam dunia pendidikan dan pengajaran yang menjadi fokus perhatian adalah peserta didiknya, baik itu di Taman Kanak–kanak, Sekolah Dasar, Pendidikan Menengah, Pendidikan Lanjutan Ataupun Perguruan Tinggi dan pendidikan untuk orang dewasa lainnya.
Sebagai seorang guru atau pengelola dalam pendidikan lainnya, diharapkan dapat menerapkan materi yang dipelajari  sehingga tujuan yag telah ditetapkan tercapai. Kita sebagai calon tenaga pendidik harus paham tentang psikologi anak agar dalam pelaksanaan pembelajaran adanya kesesuaian dengan karakteristik anak didik dengan materi pelajaran agar peserta didik bisa memahami pelajaran yang di sampaikan.
Dalam kaitannya dengan pendidikan anak usia SD, guru perlu mengetahui benar sifat–sifat serta karakterstik tersebut agar dapat memberikan pembinaan dengan baik dan tepat sehingga dapat meningkatkan potensi kecerdasan dan kemampuan anak didiknya sesuai dengan kebutuhan anak dan harapan orang tua pada khususnya serta masyarakat pada umumnya.
Berdasarkan hasil observasi di dalam kelas ditemukan beberapa peserta didik mengalami kesulitan dalam belajar yang disebabkan oleh beberapa masalah diantaranya adalah peserta didik yang suka malas sekolahi dan peserta didik yang suka berkelahi
Maka dari itu dibuatlah makalah ini yang bertujuan untuk memenuhi mata kuliah Manajemen Kelas yang berjudul  “Aspek Psikologi Anak merupakan Dasar Penentuan Langkah Mengatasi Gangguan Pembelajaran”.

B.           Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas maka dapat diidentikifasikan masalahnya sebagai berikut:
·         bagaimana pengaruh psikologi anak terhadap proses pembelajaran peserta didik?
BAB II
PEMBAHASAN

A.           Pengertian Psikologi
Psikologi berasal dari kata dalam bahasa yunani Psychology yang merupakan gabungan dari kata psyche dan logos. Psyche berarti jiwa dan logos berarti ilmu. Secara harfiah psikologi diartikan sebagai ilmu jiwa. Istilah psyche atau jiwa masih sulit didefinisikan karena jiwa itu merupakan objek yang bersifat abstrak, sulit dilihat wujudnya, meskipun tidak dapat dimungkiri keberadaanya. Dalam dasawarsa ini istilah jiwa suda jarang dipakai diganti dengan istilah psikis.
B.           Pengertian Psikologi Menurut Para Ahli
Ada banyak ahli yang mengemukakan pendapat tentang pengertian psikologi, diantaranya:
1.      Menurut Ensiklopedi Nasional Indonesia Jilid 13 (1990)
Psikologi adalah ilmu yang mempelajari perilaku manusia dan binatang baik yang dapat dilihat  secara langsung maupun yang tidak dapat dilihat secara langsung.
2.      Menurut Dakir (1993)
Psikologi membahas tingkah laku manusia dalam hubungannya dengan lingkungannya.
3.      Menurut Muhibbin Syah (2001)
Psikologi adalah ilmu pengetahuan yang mempelajari tingkah laku terbuka dan tertutup pada manusia baik selaku individu maupun kelompok, dalam hubungannya dengan lingkungan. Tingkah laku terbuka adalah tingkah laku yang bersifat psikomotor yang meliputi perbuatan berbicara, duduk , berjalan dan lain sebgainya, sedangkan tingkah laku tertutup meliputi berfikir, berkeyakinan, berperasaan dan lain sebagainya.
4.      Dari beberapa definisi tersebut diatas dapat disimpulkan bahwa pengertian psikologi adalah ilmu pengetahuan yang mempelajari tingkah laku manusia, baik sebagai individu maupun dalam hubungannya dengan lingkungannya. Tingkah laku tersebut berupa tingkah laku yang tampak maupun tidak tampak, tingkah laku yang disadari maupun yang tidak disadari.
Dapat diketahui bahwa pengertian psikologi merupakan ilmu tentang tingkah laku. Pada hakekatnya tingkah laku manusia itu sangat luas, semua yang dialami dan dilakukan manusia merupakan tingkah laku. Semenjak bangun tidur sampai tidur kembali manusia dipenuhi oleh berbagai tingkah laku. Dengan demikian objek ilmu psikologi sangat luas. Karena luasnya objek yang dipelajari psikologi, maka dalam perkembangannya ilmu psikologi dikelompokkan dalam beberapa bidang, yaitu :
1.      Psikologi Perkembangan, yaitu ilmu yang mempelajari tingkah laku yang terdapat pada tiap-tiap tahap perkembangan manusia sepanjang rentang kehidupannya.
2.      Psikologi Pendidikan, yaitu ilmu yang mempelajari tingkah laku manusia dalam situasi pendidikan.
3.      Psikologi Sosial, ilmu yang mempelajari tingkah laku manusia dalam berhubungan dengan masyarakat sekitarnya.
4.      Psikologi Industri, ilmu yang mempelajari tingkah laku yang muncul dalam dunia industri dan organisasi.
5.      Psikologi Klinis, ilmu  yang mempelajari tingkah laku manusia yang sehat dan tidak sehat, normal dan tidak normal, dilihat dari aspek psikisnya.

C.    Aspek Psikologi/ Perkembangan Anak
a.       Perkembangan Fisik
Menurut Kuhlen dan Thompson bahwa perkembangan fisik individu meliputi 4 aspek yaitu :
1.      Sistem syaraf
2.      Otot-otot
3.      Kelenjar endokrin
4.      Struktur fisik tubuh.
Aspek-aspek fisiologis lainnya yang sangat penting bagi kehidupan adalah otak sebagai pusat sentral perkembangan dan fungsi manusia
b.      Perkembangan Intelijensi
Menurut C.P. Caplin intelijensi yaitu sebagai kemampuan menghadapi dan menyesuaikan diri terhadap situasi baru secara cepat dan efektif.
1.      Teori-teori ntelijensi yaitu
2.      Teori “two factors”
3.      Teori “primary mental abilities”
4.      Teori “multiple intelligence”
5.      Teori “triachic of intelligence”
c.       Perkembangan Emosi
Menurut English And English Emosi Adalah “A Complex Feeling State Accompanied By characteristic motor and glandular activies” (suatu perasaan yang komplek yang disertai karakteristik kegiatan kelenjar dan motoris). Emosi dapat dikelompokkan dalam dua bagian yaitu emosi sensoris dan emosi kejiwaan (psikis) emosi ini termasuk perasaan intelektual, perasaan social, perasaan susila perasaan keindahan, dan perasaan ketuhanan.
d.      Perkembangan Bahasa
Merupakan kemampuan untuk berkomunikasi dengan orang lain mencakup cara berkomunikasi dimana pikiran dan perasaan dinyatakan dalam bentuk lambang/symbol untuk mengungkapkan sesuatu. Tugas-tugas perkembangan bahasa yaitu :
1.      Pemahaman
2.      Pengembangan perbendaharaan kata
3.      Penyusunan kata-kata menjadi kalimat
4.      Ucapan
Sedangkan tipe perkembangan bahasa ada dua yaitu :
1.      Egocentric speech
2.      Socialized speech
e.       Perkembangan Social
Merupakan pencapaian kematangan dalam hubunagn social dan sebagai proses belajar untuk menyesuaiakan diri terhadap norma-norma kelompok moral dan tradisi yang menjadi satu kesatuan dan saling berkomunikasi dan bekerja sama. Pada usia anak bentuk dan tingkah laku social adalah pembangkangan, agresi, berselisih/bertengkar, menggoda, persaingan, kerjasama, tingkah laku berkuasa, mementingkan diri sendiri, dan simpati
f.        Perkembangan Kepribadian
Secara etimologi kepribadian dari bahasa Inggris “personality” yang biasanya dipakai oleh pemain sandiwara zaman kuno untuk memerankan suatu bentuk tingkah laku pribadi tertentu. Sedangkan secara terminology menurut May kepribadian sebagai “a social stimus value” cara orang lain merekasi kepribadian invividu dengan kata lain orang lainlah yang menentukan kepribadian individu itu. Sedangkan menurut Abin Samsudin Makmum kepribadian adalah sebagai kualitas prilaku individu yang tampak dalam melakukan penyesuaian dirinya terhadap lingkungan secara unik. Kepribadian dipengaruhi oleh berbagai faktor baik hereditas maupun lingkungan seperti fisik, sosial, kebudayaan dan spiritual. Ada beberapa karakteristik kepribadian tidak sehat yaitu mudah marah, hiperaktif, mempunyai kebiasaan berbohong, kurang bergaihar dalam menghadapi kehidupan, sulit tidur dan bersikap pesimis dalam menghadapi kehidupan.
g.      Perkembangan Moral
Istilah moral dalam bahasa latin “mos” (moris) yang berarti istiadat, kebiasaan, peraturan nilai-nilai/ tata cara kehidupan. Niali-nilai moral seperti seruan untuk berbuat baik kepada orang lain, memelihara ketertiban dan keamanan  serta memelihara hak orang lain. Adapun beberapa cara dalam proses perkembangan moral yaitu :
1)      Pendidikan langsung
2)      Identifikasi
3)      Proses coba-coba
h.      Perkembangan Kesadaran Beragama
Dipengaruhi oleh faktor-faktor pembawaan. Lingkungan yang menjadi masalah dalam kesadaran beragama adalah problematika keimanan yaitu masalah proses perkembangan keimanan dan konflik keyakinan dengan situasi kehidupan sosial budaya yang dihadapi (seperti ekonomi, politik dan hubungan sosial).



D.          Langkah Mengatasi Gangguan Pembelajaran
Pada dasarnya sebagai tenaga pendidik/ guru mengenal karakter peserta didiknya. Secara tidak langsung gurupun mengetahui bagaimana mereka belajar sehingga dapat menilai mana yang serius dalam belajar mana yang tidak untuk mengatasi gangguan dalam belajar sebagai guru untuk langkah awal harus mengenal gaya belajar anak.
Setiap anak memiliki perbedaan dan ciri khusus antara yang satu dengan yang lain. Secara fisik, perbedaan setiap anak dapat dilihat secara kasat mata. Namun perbedaan pola berpikir, cara–cara merespon atau mempelajari sesusatu yang baru sangat sulit kita ketahui perbedaannya jika kita tidak memperhatikan secara seksama, atau setidaknya lebih sering memperhatikan sikap atau tingkah laku mereka sehari - hari.
Dalam belajar, setiap anak memiliki kelebihan dan kekurangan dalam menyerap pelajaran. Maka dari itu dalam dunia pendidikan dikenal berbagai metode untuk memenuhi tuntutan perbedaan individual tersebut.
Dalam kehidupan sehari–hari, sering kita lihat para orang tua yang melakukan berbagai cara untuk membuat anaknya menjadi berprestasi. Dari menyekolahkan anaknya ke sekolah favorit, hingga mengikutkannya ke berbagai kursus maupun les privat yang terkadang menyita waktu bermain atau bersoaialisasi dengan teman–teman sebayanya. Namun usaha–usaha tersebut seringkali belum membuahkan hasil seperti yang diharapkan, bahkan tidak jarang justru menimbulkan masalah baru bagi anaknya.
Nah, jika demikian, apa yang sebenarnya terjadi? Mengapa anak–anak tidak kunjung berprestasi ?
Jika boleh saya menjawab, menurut pengamatan dan pengalaman saya dalam mengajar selama ini, salah satu faktor penyebabnya adalah ketidaksesuaian cara belajar yang dimiliki oleh anak dengan metode belajar yang diterapkan dalam proses pembelajaran yang dijalaninya, termasuk dalam mengikuti kursus atau les privat. Yang dimaksud cara belajar disini adalah kombinasi cara individu menyerap, mengatur, dan mengelola informasi.
Berdasarkan kemampuan yang dimiliki otak dalam menyerap, mengelola, dan menyampaikan informasi, maka cara belajar dapat dikelompokkan ke dalam tiga gaya belajar, yaitu visual, auditorial, dan kinestetik. Dan masing – masing gaya belajar ini memiliki karakteristik yang berbeda satu sama lain. Pada tulisan saya mengenai gaya belajar, telah saya singgung ciri – ciri ketiga gaya belajar di atas.
Adanya pengkategorian ini bukan berarti bahwa anak atau individu hanya memiliki satu karakteristik cara belajar tertentu saja melainkan memiliki ketiganya, hanya saja lebih cenderung pada salah satu di antara tiga gaya belajar tersebut. Kecenderungan inilah yang menyebabkan anak yang bersangkutan jika memperoleh rangsangan yang sesuai dalam belajar akan cenderung lebih menyerapnya.
Dengan memperhatikan gaya belajar yang paling menonjol pada anak, siswa ataupun individu, maka diharapkan para orangtua dan guru dapat menyelenggarakan proses pembelajaran secara arif, bijaksana, dan tepat. Dan bagi para siswa yang mengalami kesulitan belajar, cobalah untuk mulai merenungkan dan mengingat–ingat kembali apa gaya belajar yang dirasakan paling efektif, atau paling nyaman.

a)      Penyebab Timbulnya Masalah Kesulitan Belajar
Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh para ahli yang menaruh perhatian pada masalah kesulitan belajar, ditemukan faktor penyebabnya yaitu :
a.      Faktor Keturunan
Berdasarkan penelitian Hallgren, apabila ada salah satu anggota keluarga yang mengalami kesulitan dalam membaca, menulis, dan mengeja itu disebabkan karena faktor keturunan. Hal ini diperkuat oleh hasil penelitian Hermann yang mempelajari dan membandingkan anak kembar yang berasal dari satu sel telur dengan anak kembar yang berasal dari dua sel telur. Ternyata anak kembar yang berasal  dari satu sel lebih mempunyai kesamaan kesulitan membaca daripada anak kembar yang berasal dari dua sel.


b.      Gangguan Fungsi Otak
Ada pendapat yang menyatakan bahwa anak yang lamban belajar mengalami gangguan pada syaraf otaknya. Hanya saja cuma sedikit tanda cedera pada otak. Sehingga para ahli tidak terlalu menganggap cedera otak sebagai penyebabnya, kecuali ahli syaraf membuktikan masalah ini.
c.       Pengorganisasian Berpikir
Siswa yang mengalami kelambanan atau kesulitan belajar akan mengalami kesulitan dalam menerima penjelasan tentang pelajaran. Salah satu penyebabnya adalah karena tidak mampu mengorganisasikan cara berpikirnya secara baik dan sistematis. Jadi anak yang sulit membaca akan sulit pula merasakan atau menyimpulkan apa yang dilihatnya.
d.      Kekurangan Gizi
Kekurangan gizi menjadi salah satu penyebab terjadinya kelambanan atau kesulitan belajar karena apabila pada awal pertumbuhan seorang anak kekurangan gizi, maka keadaan itu akan mempengaruhi perkembangan syaraf utamanya sehingga menyebabkan kurang baik dalam proses belajarnya.
e.       Faktor Lingkungan
Gangguan yang disebabkan dari faktor lingkungan contohnya adalah kepedihan hati, tekanan keluarga, dan kesalahan pola asuh yang diterapkan kepada anak. Sehingga lingkungan yang tidak menguntungkan dapat mempengaruhi proses belajar siswa.

b)      Membantu Mengatasi Masalah Kesulitan Belajar  
a.       Berikan perintah yang terperinci. Karena anak–anak mengalami kesulitan belajar, guru perlu mengulang atau memberikan perintah baru ketika tahap pelajaran berikutnya dimulai.
b.      Gunakan semua indera pada saat mengajar. Jika perlu, tanyakan pada orangtua atau guru lainnya, indera mana yang potensial bagi anak untuk dapat belajar dengan maksimal.
c.       Sebisa mungkin jangan ada gangguan di dalam kelas, karena anak–anak ini mudah terganggu. Gambar–gambar, mainan, atau barang–barang  yang tidak diperlukan sangat berpeluang mengganggu konsentrasi mereka.
d.      Sampaikan pelajaran dengan menggunakan contoh–contoh konkret. Anak yang mengalami kesulitan dalam belajar akan memahami maknanya jika ia dapat melihat dan merasakan apa yang dijelaskan.
e.       Memperhatikan beberapa anak yang mengalami kesulitan dalam belajar ini terlihat sangat aktif atau bahkan terlalu aktif. Maka kita harus berusaha supaya anak ini terus berada di dekat kita. Kontak fisik seperti merangkul atau memegang pundak bisa meningkatkan perhatian mereka.

E.           Pengaruh Psikologi Anak Terhadap Proses Pembelajaran Peserta Didik
Di kelas segala aspek pendidikan dan pengajaran bertemu dan berproses, guru dengan segala kemampuannya, peserta didik dengan segala latar belakang dan sifat invidualnya. Pengelolaan kelas diperlukan karena dari hari ke hari bahkan dari waktu ke waktu tingkah laku dan perbuatan siswa selalu berubah. Kelas selalu dinamis dalam bentuk perilaku, perbuatan, sikap, mental, dan emosional siswa.
Aspek psikologis sangat penting dikuasai oleh seorang pendidik di SD, karena dengan mengetahui aspek kejiwaan anak yang diajar, mengingat bahwa anak di tingkat SD berada pada tahap pertumbuhan dan perkembangan sehingga anak sangat labil dengan krakteristiknya masing-masing. Dengan mengenal factor kejiwaan peserta didik  mempermudah guru mengadakan pendekatan pada peserta didiknya.
Beberapa peran psikologi dalam proses pembelajaran adalah :
1.      Memahami siswa sebagai pelajar, meliputi perkembangannya, tabiat, kemampuan, kecerdasan, motivasi, minat, fisik, pengalaman, kepribadian, dan lain-lain.
2.      Memahami prinsip-prinsip dan teori pembelajaran.
3.      Memilih metode-metode pembelajaran.
4.      Menetapkan tujuan pembelajaran.
5.      Menciptakan situasi pembelajaran yang kondusif.
6.      Memilih dan menetapkan isi pembelajaran
7.      Membantu peserta didik yang mengalami kesulitan belajar.
8.      Memilih alat bantu pembelajaran.
9.      Menilai hasil pembelajaran.
10.  Memahami dan mengenbangkan kepribadian dan profesi guru.
11.  Membimbing perkembangan siswa.

a)      Aspek Psikologi Anak Kaitannya dengan Mengatasi Gangguan Pembejalaran
1.      Faktor Fisik
Kondisi fisik yang sehat dan bugar akan memberikan pengaruh positif terha­dap kegiatan belajar individu. Sebaliknya, kondisi fisik yang lemah atau sakit akan menghambat tercapainya hasil belajar yang maksimal. Oleh karena keadaan jasmani sangat mempengaruhi proses belajar, maka perlu ada usaha untuk menjaga kesehatan jasmani.
Selama proses belajar berlangsung, peran fungsi fisiologi pada tubuh manusia sangat mempengaruhi hasil belajar, terutama panca indra. Panca indra yang berfungsi dengan baik akan mempermudah aktivitas belajar dengan baik pula. Dalam proses belajar, pancaindra merupakan pintu masuk bagi segala informasi yang diterima dan ditangkap oleh manusia, sehingga manusia dapat mengenal dunia luar.
2.      Faktor Intelejensi
Semakin tinggi tingkat inteli­gensi seorang individu, semakin besar peluang individu tersebut meraih sukses dalam belajar. Sebaliknya, semakin rendah tingkat inteligensi individu, semakin sulit indivi­du itu mencapai kesuksesan belajar. Oleh karena itu, perlu bimbingan belajar dari orang lain, seperti guru, orangtua, dan lain sebagainya. Sebagai faktor psikologis yang penting dalam mencapai kesuksesan belajar, maka pengetahuan dan pemahaman tentang kecerdasan perlu dimiliki oleh setiap calon guru atau guru profesional, sehingga mereka dapat memahami tingkat kecerdasan siswanya.

3.      Faktor Emosi
Aspek emosi kejiwaan anak antara lain intelektual dan perasaan seorang anak. Kondisi emosi anak sangat mempengaruhi proses pembelajaran anak tersebut. Jika seorang anak dapat mengendalikan emosinya maka akan memberikan pengaruh positif dan mempermudah keaktifan belajarnya. Dengan demikian kestabilan emosi peserta didik  mempermudah guru mengadakan pendekatan pada peserta didiknya.
4.      Faktor Sosial
Kondisi lingkungan sosial tempat tinggal siswa akan memengaruhi belajar siswa. Lingkungan siswa yang kumuh, banyak pengang­guran dan anak terlantar juga dapat mempengaruhi aktivitas belajar siswa, paling tidak siswa kesulitan ketika memer­lukan teman belajar, diskusi, atau meminjam alat-alat belajar yang kebetulan belum dimilikinya.
Lingkungan keluarga juga sangat mempengaruhi kegiatan belajar. Ketegangan keluarga, sifat-sifat orangtua, demografi keluarga (letak rumah), pengelolaan keluarga, semuanya dapat memberi dampak terhadap aktivitas belajar siswa. Hubungan antara anggota keluarga, orangtua, anak, kakak, atau adik yang harmonis akan membantu siswa melakukan aktivitas belajar dengan baik.
Selain itu juga, hubungan yang harmonis antara guru dan peserta didk serta teman sekolah dapat menjadi motivasi bagi siswa untuk belajar lebih baik di sekolah. maka para pendidik, orangtua, dan guru perlu memperhatikan dan memahami bakat yang dimili­ki oleh anaknya atau peserta didiknya, antara lain dengan mendukung, ikut mengembangkan, dan tidak memaksa anak untuk memilih jurusan yang tidak sesuai dengan bakat­nya.

b)     Contoh Kasus antara Aspek Psikologi Anak dengan Gangguan Pembelajaran
Dilihat dari karakteristik anak yang berbeda–beda sebagai seorang guru harus mengetahui bagaimana cara mengatasi perbedaan tersebut dengan mempelajari ilmu psikolog karena dapat membantu dalam proses pembelajaran.
Dengan adanya temuan–temuan masalah dalam belajar seperti:
1.      Adanya peserta didik yang malas sekolah
Permaslahan tersebut termasuk tipe masalah takut sekolah, suatu ketakutan yang tidak realistik adalah apabila seorang anak tidak mau sekolah, mungkin kondisi semacam ini merupakan keinginan sepihak. Ketakutan terhadap guru yang keras (galak) atau mendapat tugas yang berat di sekolah. Sebagai langkah awal guru harus melakukan pendekatan terhadap peserta didik tersebut bertanya secara perlahan apa yang menjadi penyebab peserta tersebut malas sekolah sampai timbul keterbukaan sehingga guru mengetahui dan mendapat solusi yang terbaik agar peserta didik tersebut bisa rajin sekolah dan mengikuti proses pembelajaran secara biasanya.
2.      Adanya peserta didik yang suka berkelahi
Permasalahan tersebut termasuk tipe masalah emosional. Kebrutalan atau kebringasan anak tampak pada perilakunya, mereka menunjukkan suatu perbuatan yang sering kali memerlukan bantuan orang lain. Misalnya: berkelahi, membohong, mencuri, merusak, hak milik dan merusak aturan yang berlaku. Bentuk–bentuk tindakan tersebut merupakan ekspresi yang keluar dari emosional yang terganggu. Sekalipun demikian pada umumnya anak–anak berusaha merubahnya dan menutupi perilaku mereka dengan mengemukakan alasan untuk dapat dipercayai oleh orang lain, menutupi kebohongannya dengan maksud menghindari hukuman kerena perbuatannya. Akan tetapi ketika anak telah berusia lebih 6 atau 7 tahun sekalipun mereka tetap membuat cerita yang bohong, mereka merasa sadar dan tidak aman perasaannya.
Dari dua permsalahan tersebut guru dapat mengatasinya sehingga tidak mengganggu proses pembelajaran. Itu semua bisa lakukan dengan cara home scooling bagi yang malas sekolah, yang suka berkelahi di lakukan bimbingan penyuluhan (BP). Untuk tingkat sekolah dasar bisa di BP oleh wali kelasnya masing-masing, tetapi sekolah menengah ke atas diserahkan kepada guru BP nya untk menindak lanjuti.

     

PENUTUP
Kesimpulan
Berdasarkan uraian di atas maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:
1.      pengertian psikologi adalah ilmu pengetahuan yang mempelajari tingkah laku manusia, baik sebagai individu maupun dalam hubungannya dengan lingkungannya. Tingkah laku tersebut berupa tingkah laku yang tampak maupun tidak tampak, tingkah laku yang disadari maupun yang tidak disadari.
2.      Aspek-aspek psikologi antara lain aspek perkembangan fisik, perkembangan intelejensi, perkembangan emosi, perkembangan sosial, perkembangan bahasa, perkembangan kepribadian, perkembangan moral, dan perkembangan kesadaran beragama
3.      Cara mengatasi kesulitan belajar antara lain:
a.     Berikan perintah yang terperinci.
b.    Gunakan semua indera pada saat mengajar.
c.     Sebisa mungkin jangan ada gangguan di dalam kelas, karena anak–anak ini mudah terganggu.
d.    Sampaikan pelajaran dengan menggunakan contoh–contoh konkret.
e.     Memperhatikan beberapa anak yang mengalami kesulitan dalam belajar ini terlihat sangat aktif atau bahkan terlalu aktif.
4.      Aspek psikologis sangat penting dikuasai oleh seorang pendidik di SD, karena dengan mengetahui aspek kejiwaan anak yang diajar, mengingat bahwa anak di tingkat SD berada pada tahap pertumbuhan dan perkembangan sehingga anak sangat labil dengan krakteristiknya masing-masing. Dengan mengenal factor kejiwaan peserta didik  mempermudah guru mengadakan pendekatan pada peserta didiknya.



DAFTAR PUSTAKA
Almy M. Chinttenden, E & Miller D. ( 1966 ). Young children’s ome Aspects of Piage’s Theory Teachers., New York: College Press.

Barrett, D. Radke-yaroow M., and Klein, R. ( 1982 ). Chronic malnutrition and Child Behaviour.Development Psychology.

Blechman, E. A. Monroe, M.J ( 1986 ). Chidhood competence and Depression. New York: Journal Abnormal Psychology.

Charman AH. 1974. Management of Emotional Promblems of Children and Adollescents. Lippincol. Philadelphia.

Conny Semiawan, A.S. Munandar, dan S.C.U. Munandar (1984). Memupuk Bakat dan Kreativitas Siswa Sekolah Menengah: Petunjuk Bagi Guru dan Orangtua. Jakarta: Gramedia.

Dakir. 1993. Dasar-Dasar Psikologi. Yogyakarta : Pustaka Pelajar.

DePorter(2001). Quantum Learning. Bandung: Kaifa.

Mohammad Asrori(2009). Psikologi Pembelajaran. Bandung: CV Wacana

. 2001. Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.