Minggu, 20 Januari 2013

Sekilas Tentang Sabar dan Ikhlas

Ini adalah beberapa obrolan yang pernah kulakukan dengan sahabatku tercinta......
Kisah .....tentang sabar dan ikhlas.
Sikap Sabar dan Ikhlas itu adalah sikap yang menyertai proses suatu perbuatan sejak awal dan ketika mengalaminya, bukan akhir dari berbagai masalah/musibah dan pada saat itu kita tak sanggup menghadapinya, lalu kita berkata sabar dan ikhlas dalam menghadapi musibah ini.
Pernahkah kita mengalami pada saat mengalami suatu musibah yang sangat berat, lalu kita langsung mengucapkan alhamdulillah?

Pada saat saya mengalami musibah dengan meninggalnya anak saya ketika lahir, saya pada saat itu langsung mengucapkan alhamdulillah.
Bidan dan suster yang menangani persalinan merasa heran, kenapa saya mengucapkan alhamdulillah.
Saya jelaskan, bila anak itu hidup.......maka Alloh sangat tau bahwa saya tidak akan sanggup merawatnya, maka Alloh menentukan jalan yang terbaik buat saya dengan segera mengambilnya kembali. Dan dengan demikian saya pun punya tabungan amal telah mengandung anak itu.
Bukan berarti saya tidak sedih.......tapi Alloh telah menyadarkan saya akan Hak Nya mengambil anak itu dan meyakinkan saya bahwa anak itu hanya titipan Nya saja. Dan yang terutama Dia tidak akan membebani seseorang kecuali dengan kemampuannya, Subhanalloh.

Suatu saat, anakku sakit panas yang sangat tinggi. Saya berencana membawanya ke dokter. Tiba-tiba suami datang dari mesjid, dan menanyakan berapa uang yang kami miliki saat itu. Saya bilang hanya duabelas ribu rupiah dan itu akan saya pakai untuk berobat anak. Suamiku bilang bagaimana kalau uang itu dipinjamkan dulu untuk temannya pulang kampung karena istrinya akan melahirkan.
Saya marah.....kenapa suamiku lebih memikirkan oranglain daripada anaknya sendiri? tapi saya ga mau membantah, saya lempar uang itu kehadapannya sambil menggerutu, silakan ambil itu uang. Dia ambil uang itu sepuluh ribu, disisakannya duaribu rupiah untuk ongkos anakku berobat.
Dengan berat hati saya bawa anakku berobat dengan uang 2rb rupiah untuk ongkos, sementara untuk berobat saya memakai kartu dana sehat, dan alhamdulillah dengan kartu itu saya tidak perlu membayar sepeserpun untuk dokter dan obatnya.
Sore harinya......tiba-tiba ada tamu datang kerumahku, tamu itu menanyakan suamiku dan memberikan sebuah amplop titipan dari seseorang........................
Setelah tamu itu pulang, segera kubuka amplop itu , ternyata berisi uang seratus ribu, subhanalloh.....saya langsung menangis mensyukuri pemberian Nya, dan merasa malu.......karena saya telah menggerutu memberikan uang 10 rb untuk menolong orang, sementara Dia segera mengembalikannya sebanyak 10 kali lipat, Allohu Akbar!!

Dari kedua peristiwa itu, saya disadarkan pada pengertian sabar dan ikhlas, yang ternyata.....sabar adalah menerima musibah sesuai dengan kadar kita, artinya Alloh memberikan setiap musibah itu kepada kita karena Dia telah menetapkannya sesuai dengan kemampuan kita. Kalau kita bilang bahwa sabar itu ada batasnya......ya batasnya telah ditetapkan oleh Alloh menurut kemampuan kita.
Hanya kita seringkali tidak sadar dengan kemampuan sendiri sehingga selalu merasa bahwa kita tidak sanggup menghadapi suatu masalah atau musibah yang ditetapkan Alloh kepada kita.

Lalu ketika kita mampu memberikan apa yang kita butuhkan untuk orang lain, disitulah keikhlasan kita, karena jika kita tidak ikhlas maka kita tak akan mengeluarkan apa yang kita miliki walau itu berlebihan.
Memberi pada saat kita berlebih dan tidak begitu membutuhkan mungkin kurang bermakna dibanding pada saat kita membutuhkan tapi tetap kita berikan juga. Pada saat itu mungkin kita merasa tidak ikhlas, tapi justru disitulah makna ikhlas. Seperti yang diajarkan oleh Nabi SAW, " berikanlah barang yang sangat kita cintai kepada orang yang membutuhkan". Ikhlas adalah suatu keyakinan bahwa dibalik setiap kebutuhan kita ada haknya orang lain. Wallahu alam bishowab

Banyak yang mengatakan, bahwa ikhlas adalah segera melupakan setiap perbuatan baik yang telah kita lakukan, mungkin ya......agar kita tidak pamrih atau menghitung untung rugi.
Tapi akan lain halnya jika kita sadar bahwa dalam setiap rijki yang Alloh berikan kepada kita, maka Alloh pun membuka ladang amal untuk kita berbuat baik kepada sesama.
Kita diberi rijki sehat maka kita memiliki kemampuan untuk melakukan berbagai aktifitas amal sholeh.
Kita diberi rijki makanan maka ada orang lain yang pantas kita beri dengan makanan itu, anak-anak kita, suami, ....dsb.

Jika kita sadar bahwa dalam setiap rijki kita ada haknya orang lain, pantaskah kita mempertahannkannya untuk kesenangan diri sendiri? itu namanya bakhil, maka lawanya ikhlas yaitu bakhil.
Besar kecilnya apa yang kita berikan bukan ukuran keikhlasan, tapi bermanfaatnya buat orang lain itu yang menjadi ukuran ikhlas (hehehe hanya Alloh yang berhak menilai).
Ketika kita keluar rumah dalam keadaan sehat, lalu kita menebarkan senyum kepada setiap orang yang ada disekitar kita, setiap orang akan merasakan senang telah disapa oleh kehangatan senyum kita. Senyum yang ikhlas lebih memberi manfaat buat oranglain daripada pemberian yang disertai dengan cercaan, naudzubillahi mindzalik.

Obrolan ini bukan bermaksud untuk membuka cerita diri, tapi justru dari peristiwa itu saya jadi sadar betapa sabar dan ikhlas itu buka sesuatu yang sulit dilakukan, tapi kita bisa setiap saat memaknainya dalam setiap peristiwa yang telah kita alami,
Yuk,,,,,,semoga kita tidak termasuk orang-orang yang selalu berputus asa terhadap rahmat dan karunia Alloh, tetap semangat untuk meningkatkan amal sholeh dalam keadaan ridho dan di Ridhoi.



Rabu, 09 Januari 2013

I Want Normal Life

I Want Normal LifeThis is the story of one client who wanted to devote his life story and hope there is a positive way out for him.Mother ........when my old stepping 22 years, I've graduated from the school of hospitality and thank God accepted employment in Metropolitan City.Because in Jakarta I have no brother, then I stayed in the boarding house.Boarding home I'm at home with my mother and her family boarding, boarding because nobody else in the place but me. I occupy the back room.My dorm mother age 41 years, so kind and so considerate, I feel like at home alone. But this is where the beginning of the problem.Because she was so good, I never put anything suspicious to him. She was often out of my room, tidy the room and deliver food for me.After a long time she was often massage me when I was not feeling well, and ....... it happened,she wooed and sweet talk me ....... so I was tempted and gave my virginitas to enjoy.I enjoyed the scene with happiness ........ because I did not be forced.After that ..... not regret but instead repeated and repeated again ..... I was hooked. Boarding mother taught me so diligently in touch, various styles she teaches until I always feel satisfied enjoyed it.But I'm human too .......... I want a normal life, to have a wife of his own age, and have children.So I decided to leave my dorm and tried to live a normal life and get along just like people in general.I started looking for a life partner, but it's hard, because I have in mind is adult women who could give me pleasure. I prefer women who are much older.But because of the demands of parenting, I ended up choosing a friend working age to be my wife. In the early marriage of passion aroused very difficult, but I kept trying to get in touch with my wife.After walking two year marriage, we have not been blessed with children, my wife began to complain with a mediocre income, we often fight and finally ...... because my wife could not bear fled abroad with her new boyfriend.I felt disappointed and hurt by the incident, and caused deep trauma to date.After his wife left, I tried to return home my boarding the first, it turns out there's already moved out of the family land. There is a feeling of sadness ........... I miss people who have made me happy.From then on, I always wreak biological desire for women who are older than me, not by direct contact because I was afraid of sin and contracted the disease, but through chat or phone sex.I realize this behavior deviated ....... but I can not find a way out.Help me mother ......... I want to live a normal life like everyone else

Saya ingin hidup normal

Ini adalah kisah salah seorang klien yang ingin mencurahkan kisah hidupnya dan berharap ada jalan keluar yang positif baginya.
Bunda........
ketika usiku menginjak 22 tahun, aku baru lulus dari sekolah perhotelan dan alhamdulillah diterima kerja di Kota Metropolitan.
Karena di Jakarta aku tidak punya saudara, maka aku tinggal di rumah kosan.
Dirumah kossan ini aku serumah dengan ibu kos dan keluarganya, karena tidak ada yang kos lagi di tempat itu selain aku. Aku menempati kamar dibelakang.
Ibu kos ku usianya 41 tahun, begitu baik dan sangat perhatian, aku merasa seperti dirumah sendiri. Tapi disinilah awal masalahnya.
Karena begitu baiknya beliau, aku tidak pernah menaruh curiga apa-apa kepadanya. Beliau sering keluar masuk kamarku, membereskan kamar dan mengantarkan makanan untukku.
Lama-lama beliau pun sering memijiti aku kalau aku merasa tidak enak badan, dan.......terjadilah peristiwa, beliau merayu dan mencumbuku.......sehingga aku tergoda dan menyerahkan keperjakaannku untuk dinikmatinya.
Aku menikmati kejadian itu dengan perasaan bahagia........karena aku melakukannya tidak dengan terpaksa.
Setelah kejadian itu.....bukannya menyesal tapi malah diulang dan diulang lagi.....aku merasa ketagihan. Ibu kos ku begitu telaten mengajariku dalam berhubungan, berbagai gaya dia ajarkan sampai aku selalu merasa puas menikmatinya.
Tapi aku pun manusia biasa..........aku ingin hidup normal, ingin punya istri yang sebaya, dan punya anak.
Maka aku pun memutuskan untuk meninggalkan tempat kos ku itu dan mencoba hidup secara normal dan bergaul seperti layaknya orang pada umumnya.
Aku mulai mencari teman hidup, tapi betapa sulitnya, karena yang ada dalam pikiranku adalah wanita-wanita dewasa yang bisa memberiku kenikmatan. Aku  lebih menyukai wanita-wanita yang jauh lebih tua.
Tapi karena tuntutan orangtua, akhirnya aku memilih teman kerja yang seusia untuk menjadi istriku. Pada awal perkawinan gairahku sangat sulit terbangkitkan, tapi aku terus berusaha untuk bisa berhubungan dengan istriku.
Setelah berjalan dua tahun perkawinanku, kami belum juga dikaruniai anak, istriku pun mulai mengeluh dengan penghasilan yang pas-pasan, akhirnya kami sering bertengkar dan......karena tidak tahan istriku kabur ke luar negri dengan pacar barunya.
Aku merasa kecewa dan tersakiti dengan peristiwa itu, dan menimbulkan trauma yang mendalam sampai saat ini.
Setelah ditinggalkan istri, aku mencoba kembali kerumah kosku yang dulu, ternyata keluarga disana sudah pindah keluar negri. Ada perasaan sedih...........aku merasa kehilangan orang yang telah membuatku bahagia.
Dari saat itu, aku selalu melampiaskan hasrat biologisku kepada wanita-wanita yang lebih tua dariku, tidak dengan cara berhubungan langsung karena aku takut dosa dan tertular penyakit, tapi melalui chating atau phone sex.
Aku sadar, perilaku ini menyimpang.......tapi aku belum bisa mencari jalan keluarnya.
Tolong aku bunda.........aku ingin hidup normal seperti orang lain



Senin, 07 Januari 2013

TEACHER CHANGES AS AGENT


Basically, human life is always changing, both physically change which means grow and thrive, and mental change which means grow smarter, more mature, more adult. Human life changes internally in accordance with the age and development of externally influenced by the surrounding environmentChanges can be classified as human beings to change for the better (constructive) and changes to the way things were worse (destructive). Of course, every human being would choose to change for the better in order to achieve his goals. For those people seeking to change that with a better way of learning. As defined by Cronbach (Suryobroto, 1983) that "Learning is shown by a change in behavior as results of experience", learning demonstrated by behavior changes as a result of the experience. A psychologist Jean Piaget Switzerland (1896-1980) expressed the opinion of the notion that learning is a change in the structural complementarity between adjustment and realignment process (conversion) new information to the information we already have so that new information can be adapted to both.From the second definition above shows that the goal of learning is a change in behavior as a result of the experience is based on new information that is tailored to the good.At school, the learning process is inseparable from the efforts of teachers as facilitators and learning motivator for students. An instruction will work well if a teacher can change the student in a broad sense to develop a state of the student to learn, so that the experience gained from the students during the learning process he followed the perceived benefits directly to the personal development of students.Thus, teachers must be able to adjust the learning process of students with social and environmental development of the present. So what students need can be met and applied in life now.In the era of globalization, as now, teachers must have the ability to meet the multi-talented students and the community every expectation in the world of education. Both in terms of personality, academic, social and professional. Of course, in order to fulfill all of that, every teacher should be able to develop and enhance the learning process. Teachers now have to be more creative conduct reforms or make innovations in the learning process.Conventional learning methods have changed teacher-centered methods of student-centered learning. Teachers should be, change the master leader, who is always ready to make changes in the face of changing times, responsive to every need, sensitive to every problem and that primarily is as a source isnpirasi students to be human choice.If a teacher is able to provide creative ideas to their students, insha Allah every teacher would always awaited his presence all the time, because the students are hoping to get something new from the teacher that is able to provide the stimuli for students to change.Good teacher, is capable of providing exciting experiences for their students, which provide positive changes towards a better development.